Menabuh genderang pertemanan dengan Bedug Asyiiik
Yang paling saya suka di bulan puasa adalah mendengarkan musik patrol pada jam setengah 3 pagi. Beberapa pemuda yang tak saya kenal setiap hari keliling kampung sambil menabuh perkakas apa adanya. Gelas, sendok, piring, botol kaca, dan entah apalagi. Berisik memang, tapi harmonisasinya sukses membuat saya buru-buru bangun dari mimpi. Dugaan saya, mereka para remaja yang menghidupkan malam di masjid lalu membangunkan warga untuk sahur dengan menggunakan peralatan bekas takjil semalam. Kreatif!
Selain patrol, bunyi-bunyian lain yang juga paling saya suka adalah mendengar taluan bedug. Apalagi saat menjelang adzan Maghrib yang diiringi dengan tayangan promo es buah di tivi. Hmmm betapa nikmatnya surga dunia..
Bedug Asyiiik 2015
Saya kira tabuhan bedug di masa sekarang ini hanya bisa dibunyikan di masjid menjelang masuk waktu sholat. Bentuk bedug yang besar sepertinya sulit dikolaborasikan dengan alat musik lainnya. Kalau tidak pintar mengolah tempo dan dinamika, irama bedug akan jadi berantakan.
Namun siapa sangka bedug ternyata bisa dijadikan sebagai ajang kompetisi. Dengan semangat pertemanan, kompetisi bedug asyiiik menciptakan kesan sangat berbeda. Kekompakan serta kreativitas dalam menciptakan harmonisasi alat musik tabuh menjadi salah satu kunci kesuksesan untuk memenangkan ajang terunik ini.
Sore itu, 27 Juni 2015, terletak di Lapangan Blimbing desa Gudo Kabupaten Jombang, sambil ngabuburit, saya menikmati keriuhan kompetisi Bedug Asyiiik 2015. Beberapa tim yang datang dari Kabupaten Jombang dan sekitarnya saling menunjukkan bakatnya dalam menabuh alat musik bedug. Sambil menunggu tiba datangnya Maghrib, tim peserta bedug asyiiik begitu semangat beradu kreatifitas.
Kompetisi Bedug Asyiiik 2015 dimeriahkan oleh kehadiran Komunitas Raja Bedug dan seniman lokal yang datang dari beberapa daerah. Kehadiran mereka ini diharapkan dapat menambah kualitas pertemanan yang semakin kental. Sampoerna Kretek, penyelenggara Bedhug Asyiiik 2015 memang menggelar rangkaian kompetisi ini dengan merangkul komunitas lokal di 14 kota di Indonesia, diantaranya Jombang, Cirebon, dan Semarang selama rentang antara bulan Juni β Agustus 2015. Tujuan kompetisi ini tak lain sebagai usaha memberdayakan talenta orang-orang yang memiliki minat terhadap alat musik tabuh.
Sejarah Bedug dan kebudayaan Tiongkok
Sebelum menjadi alat komunikasi di Indonesia, bedug pada awalnya merupakan alat musik yang berasal dari Tiongkok dan India. Seperti yang sering kita lihat pada perayaan Tahun Baru China, bedug digunakan sebagai musik pengiring pertunjukan barongsai.
Desa Gudo merupakan salah satu kawasan yang masih melestarikan kebudayaan China. Berdirinya Klenteng Hong San Kiong menjadi pertanda bahwa abad-abad sebelumnya, daerah ini dijadikan sebagai kawasan pemukiman Tionghoa. Diperkirakan Klenteng ini telah berdiri sejak tahun 1800. Meski tidak dijumpai prasasti, namun ketua Yayasan Klenteng, Pak Toni, meyakini bahwa Klenteng ini sudah ada sejak tahun 1800. Keyakinan ini ditandai adanya penemuan notulen rapat pada abad 18.
Melestarikan Wayang Potehi
Sisi paling menonjol yang dimiliki Klenteng Hong San Kiong adalah diadakannya pertunjukan Wayang Potehi yang akhir-akhir ini semakin sulit dijumpai. Pak Toni, sang Ketua Yayasan Potehi Indonesia, mengakui bahwa Potehi di negeri asalnya, Tiongkok, sudah tak seeksis dulu.
Untuk tetap melestarikan Wayang Potehi, Pak Toni sengaja mengkoleksi wayang potehi yang dimilikinya. Menurut pengakuannya, wayang potehi yang dimilikinya paling lengkap dibandingkan dengan Tiongkok dan Singapura.
Tak sekedar mengkoleksi, Pak Toni juga membuat sendiri wayang potehi yang kemudian di sumbangkan di Klenteng-klenteng di seluruh Indonesia.
Kompetisi Bedug Asyiiik
Kompetisi Bedug Asyiiik dimata seniman merupakan ajang yang patut dilestarikan. Seperti yang diungkapan oleh Pak Joko Gombloh, βDalam sejarahnya, salah satu fungsi bedug dijadikan sebagai sarana komunkasi dan sosialisasi, tanda berkumpulnya sekelompok masyarakat untuk melakukan upacara atau perayaan. Oleh karenanya, kompetisi Bedug Asyiiik sangat cocok dengan karakter orang Indonesia yang guyub dan suka kumpul-kumpul. Aspek yang dikandung alat musi bedug sangat kompleks. Ada aspek spiritual dan kebersamaan.β
Mengangkat tema Semangat Pertemanan, festival Bedug Asyiiik 2015 dimeriahkan oleh tim penabuh bedug profesional, Rampak Bedug Jajan Pasar Surabaya. Tak hanya tampil sendiri, tim bedug profesional juga hadir menghibur penonton bersama-sama dengan pemenang kompetisi bedug asyiiik. Tampilan kolaborasi mereka pun sukses menciptakan instrumen yang sangat asyiiik di dengar.
Dalam ajang Bedug Asyiiik 2015 terdapat pula tenda-tenda yang berisi kegiatan interaktif yang diikuti oleh seluruh pengunjung. Yaitu Warung Asyiiiik dan Tenda Asyiiik. Mereka dapat mengikuti games-games seru seperti Tap-Tap Bedug, Labirin Asyiiik, Mobil Asyiiik, Bola Mudik, Caterpilar, dan Joget Asyiiik. Aneka permainan ini ada yang bisa diikuti perseorangan, ada pula yang tim. Seperti inilah memang yang diharapkan Sampoerna Kretek dalam merayakan pertemanan antar sesama pengunjung. Agar satu sama lain kompak dan dapat menjalin pertemanan yang asyik.
Menjelang waktu berbuka, pengunjung menikmati aneka ragam jajanan khas Jawa Timur yang tersedia di Warung Asyiiik.
Di akhir rangkaian, acara Bedug Asyiiik di tutup dengan penampilan Five Minutes.
Sebelum tampil dipanggung, Five Minutes sempat ngobrol-ngobrol sejenak tentang pengalaman salah satu personilnya yang pernah mengikuti lomba bedug tingkat kampung di masa kecilnya dulu.
Fivers Jombang dan sekitarnya tampak antusias melihat idolanya berada di hadapan mereka. Beberapa lagu yang dibawakan Five Minutes, seperti Aisah, Galau, Selamat Tinggal, Ampuni Aku, berhasil menggoyang pengunjung yang rata-rata remaja diatas 18 tahun.
Tak mau kalah, saya juga terbawa oleh lagu-lagu yang dibawakan Five Minutes. Yang paling meninggalkan kesan mendalam adalah lagu yang berjudul Aisah.
Aisah telah pergi
Pergi meninggalkanku
Mungkin suatu hari nanti
Kau βkan datang untukku
Seperti lagu Aisah, acara Bedug Asyiiik 2015 itu membuat saya kangen. Kangen ingin terus menikmati tabuhan bedug yang melegenda. Semoga saja acara Bedug Asyiiik akan terus ada sehingga alat musik ini tak kalah eksis dengan alat musik modern..
dWi
mau juga dong bang dibedug’in *halah*
Lidya
sudah lama aku gak mendneger suara bedug
Idah Ceris
Pak Toni keren banget bisa buat sendiri wayange. . .
Mbak Yun Fivers juga, ya? π Ramai banget pastinya. Apalagi ada si akik. π