Belajar fotografi itu seru di Kakek Bodo

Meladeni ajakan teman belajar fotografi itu seru! Salah satunya adalah harus merelakan mata melek sebelum waktunya 😀

Menurut beberapa pakar fotografi, waktu yang bagus untuk mengambil gambar itu adalah pagi-pagi buta alias subuh dan sore menjelang petang alias maghrib. Saya gak tau siapa orang yang pertama kali mendeklarasikan teori tersebut , namun yang jelas foto dengan 2 waktu diatas betul-betul menghasilkan gambar yang oke punya.. terutama dari segi pencayahaannya.. *sok teori*

Bagi pecinta fotografi, barangkali teori saya adalah lagu lama, tapi disini saya bukan ingin menjelaskan mengenai teori tersebut, tetapi saya cuma ingin menceritakan bagaimana ‘kurang kerjaannya’ mereka bangun petang, dan harus segera berangkat cuma supaya gak keduluan matahari.

Belajar fotografi itu seru juga harus mau berbaik-baik sama pemilik warung. Warung apa aja, entah itu warung kopi atau warung sabun mandi. Karena disanalah tempat kita numpang nongkrong sambil nungguin loket buka atau dapatin info akan keamanan jalan yang akan dilewati. Itung-itung sambil menyelam nyebur sekalian 😀

Minggu kemarin teman saya yang seorang mastah fotografi ngajak jalan ke Air Terjun Kakek Bodo. Konon teman saya itu kepengen belajar efek slow speed dan long exposure pada air terjun supaya hasilnya seperti kapas.  *Padahal sudah seneng aja, kirain mau difoto efek slow motion* 😀

Seperti biasa, sang teman ngajak berangkat pagi-pagi buta, dan lagi-lagi supaya sampai di Kakek Bodo yang makan waktu perjalanan sekitar 1,5 jam masih belum keduluan matahari, berangkatlah saya dan suami sebelum subuh! Asyiik.. serasa menjadi raja jalanan, bow.. 😀

Tiba di lokasi Kakek Bodo, jam masih menunjukkan pukul setengah 7. Celingak-celinguk, loket masih tutup. Petugas pun juga belum ada yang datang, sedangkan pagarnya masih ‘grendelan’. Jadilah tempat penampungan kami sementara adalah.. warung kopi. Lagi-lagi kami mendapat arahan jalan masuk gratisan dari bapak pemilik warung. Sayang pas dilihat, medannya curam, bo.. dari pada resiko membunuh kamera lebih baik membunuh lapar dulu.. makan indomie spesial pke telor hihi..

Selesai rumpi-rumpi sambil nunggu telornya dibeli dulu sama anaknya si bapak :D, kami melenggang ke pintu masuk yang sudah dibuka, walaupun loketnya sendiri belum buka.

Sambil masuk kami bergunjing ria, asyiik.. masuk dulu, bayarnya nanti belakangan.

Ee.. salah satu kami sda yang nyeletuk “Iya kalau inget, biasanya sengaja dilupain”.

Sambil ketawa-ketiwi nakal, Lha kok tiba-tiba dari atas ada petugas yang melongok sambil teriak “Mas, jangan lupa nanti baliknya bayar, ya..”. Ah si Bapak dengar aja.. 😀

Di lokasi wana wisata, suasana masih sepi. Herannya sudah ada beberapa orang yang sudah balik lho. Gak tau mereka masuk jam berapa, jam segitu kok sudah balik. Sambil melewati anak tangga, nafasnya pada ngos-ngosan semua. Lumayan sih, jaraknya sekitar setengah kiloan sampai ke air terjun. Kalau sudah begitu, dopingnya buat saya Cuma satu, yaitu di foto! Hihi..

Yeah.. akhirnya sampai juga di dekat air terjun.

Airnya kelihatan lembut
Airnya kelihatan lembut nggak sih? 😀

Dari kejauhan lokasi air terjunnya agak beda, gak seperti sebelumnya. Yang saya lihat kemarin itu air terjunnya ada 2, satunya gak seberapa deras. Trus disungainya juga banyak batu-batu yang bikin tempatnya makin asyik buat lokasi foto bergalau ria. Jalanan setapak menuju air terjun rasanya juga kelihatan makin sempit aja. Pas lihat keatas, monyet-monyetnya juga pada menghilang.

Mirip Wallpaper nya WIndows :D
Mirip Wallpaper nya WIndows 😀
Kakek Bodo, asyik juga dipke tempat pacaran #ups
Kakek Bodo, asyik juga dipke tempat pacaran #ups

Usut-punya usut, lagi-lagi dapat info dari salah satu ibu-ibu yang jualan disana, ternyata air terjunnya bisa berubah begitu karena kena banjir. 

Disana saya biarkan para fotografer mengambil gambar dengan sangat seriusnya didepan tripod, sambil jongkok-jongkok pula. Mungkin teman saya sengaja beradegan begitu untuk mempraktekkan anjuran iklan yang menyesatkan, berani kotor itu baik.

Scott Kelby juga berkata: “Kalau Anda ingin mendapatkan gambar yang keren, jangan takut untuk berkotor-kotor”

Rela basah-basahan
Rela basah-basahan

Tuh, bener kan yang saya bilang, belajar fotografi itu seru! 

You Might Also Like

13 Comments

  1. LJ

    dua2nya mastah.. makanya seru, yuni.. 😀

  2. yayats38

    Cieee Yuni dah jago motretnya … hasilnya keren …
    Hijau Pentax asyik ya 😉

  3. Pakies

    Njepret make peralatan memadai ditambah obyek dan lokasi yang yahuut, hasilnya menjadi karya yang memuaskan. Jepretannya bagus Mbak, tertama saya suka yang pict kedua

  4. Bibi Titi Teliti

    Mba Yuniiiii…
    seperti nya semua kamera membencikuuuu…
    tiap motret bureeeem semua *nyalahin*

    duh…duh..itu yang poto mesra berdua unyumunyu sekali siiih..*uhuk*

  5. Heru Piss

    Pengen banget jalan jalan sambil foto2 gt dech, tapi apa daya belum kesampaian juga..

  6. Lidya

    mauuu dong mbak aku diajari cara moto yang bagus

  7. Rinaldy

    Besok libur kemana lagi ya ???
    Belajar teknik apa lagi
    Semoga tambah seru kayaknya komandan berkenan gabung 😀

  8. Idah Ceris

    KEmarin, di Sangiran aku juga di photo sama photografer yang handal. 😛

  9. lozz akbar

    Dua kali saya mendaki Arjuno Welirang mba Yun.. Tapi ora sempat mampir Kakek Bodo 🙁

  10. Orin

    Aaahhh…mau jg pacaran di Kakek Bodooooo. Itu yg mirip wallpaper windows beneran cantik bgt ya mba Yun *takjub*

  11. monda

    senengnya dikelilingi fotografer …bisa jadi model terus nih..
    keren lho air terjunnya…, ajak ke sini ya…

  12. Lyliana Thia

    wuah serunya mbak Yuni, pagi2 udah kesana.. hihihi..
    suka sih kalau foto2 tapi suka males bawa tripod.
    kalau mfoto air biar bagus gitu kudu pake tripod yah mbak? 😀

  13. bunda kanaya

    aku suka juga fotografi emang bener seruuu… meskipun sampai sekarang hasilnya masih belum OK… :))

Leave a Reply