-
Giveaway Novel Lampau
Setelah kemarin saya mengupas novel Lampau karya Sandi Firly dan mewawancarai langsung penulisnya kini saatnya bagi-bagi novel Lampau. Akan ada 1 eksemplar buku lampau dari Gagas Media yang diberikan kepada 1 teman beruntung. Syaratnya gak susah kok, simak berikut ini: Follow twitter @Gagasmedia. Kalau mau memfollow twitter saya juga boleh di @yuninukti (ini gak wajib, difollow Alhamdulillah, gak difollow naudzubillah hehe) Baca review novel lampau di sini dan wawancaranya di sini Jawab pertanyaan ini: Apa yang teman-teman pikirkan saat membaca kata lampau Jawaban ditulis di kolom komentar ini dengan format: Nama: Akun twitter: Jawaban: Dari semua jawaban yang masuk akan dipilih yang paling unik dan menarik untuk mendapatkan 1 novel…
-
[GagasDebut] Wawancara bersama Sandi Firly, penulis Novel Lampau
Setelah kemarin saya mengupas novel Lampau, karya Sandy Firli, kini saya berkesempatan mewawancarai sang penulis. Buat saya kesempatan ini sangat berharga mengingat sebelumnya saya belum pernah mewawancarai seseorang untuk dijadikan sebagai postingan. Supaya lebih akrab saya panggil Sandi Firly dengan sebutan Abang. Kenapa harus Abang, karena itu permintaan Bang Sandy sendiri. Dan sepertinya panggilan Bang lebih enak didengar ketimbang saya memanggilnya Om. Bang Sandy bilang panggilan Om tidak mengesankan seorang penulis tetapi lebih kepada ‘Om-om’ berkepala agak botak, perut buncit dan mungkin nakal. Tentu saja gambaran ini berlaku buat Om dengan tanda kutip yang ada dalam fiksi. Bukan Om beneran ya.. 😀 Oke, saya mulai saja wawancaranya: Apa kabar, Bang…
-
[Gagas Debut] Review Novel: Lampau
Aku mengingatmu, gadis berkepang dua. Di jalan menyusuri masa kecil. Senyum manis, cinta pertamaku. Mengingatmu adalah perjalanan panjang kembali ke buku-buku bergaris masa sekolah dasar, pensil warna, dan mimpi-mimpi beralur manis. Gadis berkepang dua dengan senyum semenarik krayon warna, kau juga mengingatkaku pada takdir. Takdir yang lekat akan gemerincing denting gelang hiyang perunggu dalam iringan tetabuhan gendang, dan senandung mantra-mantra yang dengan sendirinya dapatkubaca. Hingga bayangmu kutinggalkan dalam frame tua. Aku menemui gadis lain berwajah teduh. Gadis yang tak mengingatkanku pada takdir yang menunggu. Gadis yang membuatku tahu bahwa hidup bukan sekadar menjalani takdir yang kita tahu. Namun gadis berkepang dua, jalanku memutar, entah mengapa seolah ujungnya ingin menemukanmu. Senandung…