Terkuak Mengapa Orang Dahulu Tidak Mau Foto Senyum Tampak Gigi, Ini Alasannya!
Gigi saya gak bagus-bagus amat, tapi kalau difoto lebih senang menampakkan gigi. Banyak teman bilang saya lebih manis senyum tampak gigi. Sementara Bapak saya suka protes, mbok kalau foto jangan nyengir.
Wajar jika bapak saya ngeluh, karena senyum saya meskipun kalem gusinya ikutan nimbrung. Mirip-mirip Agnes Monica gitu lah. Eits, maaf bila saya nekat bandingin diri dengan AgnesMo. Setidaknya saya hobi joget-joget satu kaki sambil nyanyi ‘cinta ini kadang-kadang tak ada logika’
Kalau dilihat-lihat, foto saya tersenyum yang diambil dari kejauhan memang cakep. Maaf, terpaksa saya memuji diri sendiri. Padahal sebenarnya di depan kaca saya merasa insekyur. Betapa tidak, makin diperhaikan, gigi lubang bekas cabutan di bagian geraham ternyata kelihatan kalau dipakai senyum. Belum lagi jeda antar gigi di bagian depan jelas tampak kelihatan. Biar imut aja saya nyebutnya gigi kelinci.
Parahnya, gigi depan bagian bawah juga ada karang giginya. Betul saran Bapak, mending foto itu mingkem
Masalahnya, muka saya tuh bulat. Kalau dipakai mingkem, chubby-nya ke mana-mana!
Alasan Orang Dahulu Tidak Mau Foto Senyum Tampak Gigi
Urusan gigi ternyata memang pelik. Makanya sejak dahulu orang-orang anti foto dengan senyum tampak gigi. Mukanya pada serius-serius. Mingkemnya rapi.
Lihat saja foto para bangsawan, rata-rata mukanya kaku cenderung jutek. Saya pikir mereka punya alasan tersendiri, mungkin biar terlihat anggun dan berwibawa. Diusut-usut ada beberapa alasan mengapa mereka tidak tersenyum saat difoto:
Menjaga Kewibawaan
Bagi bangsawan menjaga kewibawaan hukumnya wajib, salah satunya dengan pelit senyum. Semakin jarang senyum, auranya menjadi angker dan membuat rakyatnya segan mendekati. Padahal kan kalau senyum lebih enak dipandang. Ya gak, sih?
Takut Hasil Fotonya Jelek
Alasan ini bisa jadi masuk akal. Zaman dahulu belum mengenal aba-aba “Cheers..”, tangan membentuk dua anak cukup, dan gaya foto bebas lainnya. Nggak pakai janjian, mereka sudah paham bagaimana etika ketika menghadap ke kamera, yakni diam tanpa ada ekspresi. Biar fotonya gak jelek
Beda dengan sekarang, justru semakin tidak ada ekspresi hasil fotonya dikategorikan gagal!
Kelamaan Menunggu
Ibarat foto menggunakan timer yang terlalu lama, begitulah ekspresi orang zaman dahulu ketika di depan kamera. Saking lamanya, muka yang tadinya ceria semakin lama ekspresinya berubah efek sebelnya menunggu. Alat fotografinya beda dengan sekarang. Setiap kali pengambilan gambar, sang fotografer membutuhkan waktu untuk menyetel ISO, diafragma, dan shutter speed. Bagi yang ahli mungkin tidak rumit, tapi ndredegnya yang bikin jadi lama. Harga satu roll film mahal!
Gigi Tidak Sehat dan Tidak Rapi
Kesadaran menjaga kesehatan gigi tampaknya sudah sulit sejak dahulu kala. Pantas saja orang dahulu kalau difoto memilih mingkem.
Bedanya sekarang dunia kesehatan gigi dilengkapi dengan estetika gigi seperti merapikan gigi hingga pemasangan kawat gigi. Melakukan perawatan gigi saat ini sudah makin dipermudah. Klinik dr gigi terdekat ada di sekitar kita, tinggal milih mau perawatan apa. Jangan karena kondisi gigi buruk membuat kalian nggak bebas foto gaya bebas, ya!
Penggunaan Behel Gigi dan Aligner Bagi anak-anak dan Orang Dewasa
Ada yang menganggap gigi tidak rapi sebagai anugerah, contohnya gigi gingsul yang membuat pemilik gigi terlihat lebih sedap dipandang. Tapi juga jadi masalah ketika gingsulnya kelewatan hingga mengganggu kerapian gigi di sekitarnya.
Canggihnya teknologi sekarang adalah kehadiran behel gigi dan aligner untuk menjaga kerapian gigi. Keuntungan menggunakan behel gigi dan aligner sudah banyak dirasakan orang, mulai usia anak-anak hingga dewasa.
Bagi anak-anak, pemakaian behel gigi dapat menyusun kembali gigi yang tidak teratur. Namun perlu diingat bahwa pemasangan behel harus sesuai rekomendasi dokter spesialis mengingat gigi susu anak-anak belum gigi permanen. Dokter gigi akan memberi rekomendasi setelah gigi permanen mereka tumbuh, sekitar usia 8-20 tahun
Sedangkan pemasangan behel gigi pada orang dewasa akan memberi pengaruh bagus jika kondisi gigi dan gusi sehat. Sebelum memutuskan menggunakan behel sebaiknya konsultasi dulu dengan dr gigi terdekat, agar tidak makin memperburuk kondisi gigi
Behel Gigi atau Aligner?
Banyak yang bingung membedakan behel gigi dan aligner, meskipun fungsinya sama-sama memperbaiki struktur gigi yang tidak rapi.
Behel gigi bahannya logam yang dipasang langsung dengan bantuan karet untuk mempermudah pergerakan gigi. Penggunaan behel biasanya membutuhkan waku lama yang tidak bisa dilepas pasang hingga waktu tertentu atau sampai kondisi gigi sesuai dengan struktur yang diingkan. Karena bahannya logam, pengguna behel gigi tidak bisa makan semua makanan terutama yang teksturnya keras, lengket, dan berserat kasar supaya tidak merusak behel
Sedangkan Aligner merupakan perawatan gigi dari bahan plastik. Keuntungan menggunakan aligner dapat dilepas pasang ketika sikat gigi maupun sedang makan. Memakai aligner cenderung lebih nyaman dibanding memakai behel, hanya saja perlu kedisplinan tinggi agar hasil perawatan sesuai target yang direncanakan. Semakin sering lepas pasang, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai hasil gigi rapi
Jika teman-teman sedang mengalami pasalah gigi, kalian dapat mengunjungi Damessa Family Dental Care, yakni layanan perawatan gigi berkualitas yang memiliki 12 cabang yang tersebar di Jabodetabek. Memiliki dokter gigi spesialis yang handal dan kompeten akan membantu merawat kesehatan gigi teman-teman dengan berbagai layanan antara lain scaling, tambal gigi, perawatan syaraf gigi, behel gigi, vaneer gigi, bleaching gigi, implan, gigi tiruan, crown gigi, pencabutan gigi, hingga perawatan gigi anak.
Sudah siap menyambut lebaran dengan gigi indah? Yuk ke Klinik Damessa!
Leave a Reply