Indahnya Pertemanan Di Dunia Blogger
Indahnya pertemanan di dunia blogger sulit dilukiskan dengan kata-kata. Saya tidak suka nge-gank. Semua teman adalah sama. Ada yang pendiam, ada yang cerewet, ada pula yang hanya mau berteman dengan segelintir orang saja, terutama yang memiliki ‘kasta’. Dulu ketika masih di bangku sekolah, pergaulan karena kasta sangatlah kentara. Yang paling diuntungkan tentu saja yang dianggap pintar, dan yang langganan majalah Bobo
Saya bukan termasuk dalam dua kategori itu. Diantara 50 orang anak di kelas, jika semua berdiri di tangga, posisi saya kadang di bawah, kadang tengah-tengah, tapi beberapa kali ada di bagian atas. Bukan sok kepintaran atau punya majalah Bobo edisi terbaru, tetapi karena ada yang manfaatkan saya sebagai tebengan.
Sebut saja namanya Ivo. Semua orang bilang Ivo judes, suka marah, plusnya dia hobi bawa majalah Bobo edisi terbaru tiap hari Rabu. Meskipun judes, banyak anak yang mau berteman.
Suatu hari Ivo dijauhi teman-teman kasta pinter. Walaupun sudah dibujuk dikasih pinjem majalah dan boleh dibawa pulang, anak-anak pinter tetap tak bergeming berteman dengan Ivo. Karena butuh diakui, Ivo menawarkan majalah Bobo itu kepada saya. Jelas saja tawaran itu tak saya sia-siakan. Tidak hanya Bobo, Ivo memperbolehkan saya memakai barang pribadinya seperti Tip-Ex, stabilo, spidol, yang tidak semua anak memiliki. Keadaan ini yang membuat posisi saya berada di atas tangga. Semua anak ingin dekat supaya mendapat akses baca majalah, haha
Denyut Komunitas Blogger di Indonesia
Begitu banyak praktek pilah dan pilih teman, saya memilih untuk mandiri. Saya ingin berteman dengan siapa saja supaya tidak ada yang merasa sendirian. Saat pertama gabung di komunitas pun, saya memandangnya sama. Lebih senang memperhatikan sambil menilai karakter manusia ketimbang sibuk tebar pesona.
Pertama ngeblog saya diajak gabung di komunitas DSC, Dblogger Surabaya Community. Ada juga Grup Blogger Surabaya yang anggotanya perempuan. Tadinya raba-raba, maksudnya apa sih mereka membuat grup-grup begini? Demi popularitas, ingin diakui, atau yang lainnya?
Ternyata dugaan saya salah. Komunitas memberikan saya wadah untuk mengenal satu sama lain dengan cara yang unik. Tidak tebang pilih, murni karena ingin berkumpul bersama orang yang sevisi. Komunitas blogger membuaka pandangan saya bahwa berteman dengan teman sehobi tidak sama dengan berteman teman sepekerjaan (teman kantor). Seriusnya beda. Becandanya beda. Kualitas obrolannya juga beda.
Sejak itu baik DSC maupun NBS (Ning Blogger Surabaya) seolah menjadi grup keluarga. Membernya banyak yang tidak ngeblog lagi, tetapi obrolannya masih selalu nyambung.
DSC. Grup ini paling unik dari grup manapun. Grupnya hampir tidak ada obrolan, sepi. Ketika ada kesempatan kopdar kami bisa ngobrol semalam suntuk. Eits, kami punya aturan, ketika kopdar HP wajib dikumpulkan. Tidak ada yang boleh buka HP, kecuali ada telpon/pesan penting
Ning Blogger Surabaya. Komunitas ini lebih lucu lagi. Isinya random pol. Judulnya aja Blogger, tapi jarang sekali ada bahasan tentang blogging. Anehnya, ketika diluaran terjadi gesekan dan perdebatan DA, PA, Trafik, Spam, Score, SEO, apalah-apalah, kami sama sekali cuek. Tidak ngurus!
“Eh, kalian gak mau nimbrung bahasan DA di Facebook?” Saya pancing begitu, mereka tertawa.
Tertawanya lebih ke ngenes, sih. Seakan berkata,
“boro-boro bahas DA, posting aja gak pernah”
Di lintas komunitas yang segmennya lebih luas manfaatnya juga lumayan. Saya jadi lebih kenal orang-orang daerah walau tidak pernah bertemu tatap muka. Sisi baiknya, ketika sedang main ke daerah setempat, ada seseorang yang bisa dihubungi untuk diajak ngobrol bareng. Nggak mati gaya lah istilahnya. Malah ada yang suka traktir-traktir
Pertemanan Dalam Dunia Blogger
Sudah bukan rahasia kalau di dalam grup ada grup lagi. Grup besar, pecah jadi beberapa grup yang lebih kecil. Grup nano pecah lagi menjadi grup mikro. Berbuat begitu tidak ada maksud jahat, tapi kan namanya manusia ada kalanya ingin ngobrol lebih intens. Tapi buat saya lebih seneng bahas di grup besar. Jangkauannya lebih besar. Misalkan bahasan lucu, yang tertawa banyak. Nggak orang itu lagi-orang itu lagi
Pun ketika ada ajakan bertemu, sebisa mungkin saya datang. Siapapun yang ajak, diusahakan BISA. Semacam rugi besar kalau nggak ketemu mereka. Saking seringnya bertemu, saya jadi memiliki beberapa teman mikro yang akrab bangeet. Tiap ketemu suka ada yang bagi-bagi produk endorsan. Yang sering adalah bagi-bagi skincare
Saking akrabnya, tidak ada obrolan basa-basi. Begitupula ketika komentar di postingan, bahasan pribadi pun dibawa ke publik dengan gaya jenaka. Sampai gak sempat baper, haha
Mengapa bisa akrab sama teman tersebut?
1. Bisa diajak Nyampah
Banyak bertemu dengan karakter manusia terkadang timbul perasaan sebal, gemes, dan apalah. dengan merekalah kami bisa mengeluarkan uneg-uneg tanpa dibebani ketakutan UU ITE. Bukan sengaja berghibah, tetapi kami ingin memiliki tempat yang bebas menyampaikan opini. Bisa aja nyampahnya di Twitter, tapi gak seru kalau nunggu balasannya lama. Mendingan di grup WA
2. Sama-sama Asyik
Sama-sama asyik dalam artian ketika ingin bertemu, tidak ada drama berarti. Ngajak main ke Royal, ayo. Permisi mau main ke rumah, monggo. Seringnya kami blak-blakan membuka rahasia konten.
Misalnya si A berhasil pasang GA 4. Tinggal bilang aja, “Mbak bantuin aku pasang GA 4, dong!” Langsung dapat jawaban, “Ayo, kapan?”. Sat set, gitu lho. Kalau lagi parah banget, ada teman yang saya mintai tolong benerin blog tanpa ketemua. Saya cukup menyerahkan username dan password masuk ke dashboard. Sampai sekonyol itu…
3. Suka sama yang Random
Hidup perlu sesuatu yang random. Justru karena kerandoman ini kami bisa klik satu sama lain. Malah ada teman yang jujur suka dengan obrolan yang kacau-kacau karena hidupnya sudah kacau, bhuahaha..
4. Nggak Suka Yang Terlalu Konsep
Biasa menulis sesuai konsep, kami malah suka yang nggak terkonsep. Suatu kali pernah kami membuat challenge menulis dan foto tematik mingguan. Konsep rapi, tujuan jelas, tapi eksekusinya tak sesuai ekspetasi. Bukannya jadi debat besar, kami malah menjadikan ini sebagai ajang pembelajaran. Bila selama ini juri yang megang kendali, teman blogger kami justru menyalahkan juri kenapa temanya susah. Emak-emak memang sing ada lawan..
5. Teman rasa Sodara
Saya suka heran kok bisa akrab sama teman blogger yang pengertiannya lebih dari orang terdekat sekalipun. Dari tulisan-tulisan kami jadi memahami kondisi teman-teman blogger. Pengungkapan di tulisan lebih jujur dari pada ngomong langsung. Hal inilah yang membuat sebagai teman lebih rasanya seperti sodara
Pada dasarnya tidak ada teman yang tidak baik. Selama bisa memahami karakter satu sama lain, berteman dengan siapapun akan selalu menyenangkan. Kalaupun bisa akrab banget dengan teman blogger karena mereka adalah orang-orang yang berbeda. Berbeda dari segi kematangan berpikir, tingkat pendidikan, keluasan pengetahuan, kondisi ekonomi, cara memperlakukan orang lain, dan lain-lain.
fanny_dcatqueen
Asiiiiik kaaaan jadi bloggers. Dan aku ga akan pernah nyesel jadi bagian dari komunitas blogger sampai sekarang.
Aku tuh termasuk gampang bertemen, tapi susah utk akrab mba. Btuh waktu. Kecuali kalo orangnya sama2 punya hobi sama, naaah itu cepet akrabnya.
Makin di usia skr, temen pastinya makin dikit. Tapi temen2 bloggersku makin nambah. Krn ya itu, kami cepet nyambung. Pas meet up malah kayak temen lama, saking enaknya ngobrol
Kalo ketemuan Ama yg bukan bloggers, boro2 bisa begitu 🤣
Temen sekolahku, dan temen bloggers, dihitung2 jauuuuh lebih banyak temen blog. 😁