Nurirwansyah Putra, Tak Kenal Lelah Menjadi Penggerak Donor Darah
“Donor darah itu sakit, tapi lebih sakit melihat orang kesakitan kekurangan darah sementara kita tidak bisa berbuat apa-apa”
Semua manusia memiliki darah. Harga darah tidak mahal, juga tidak murah. Darah memang tidak bisa dibeli, tetapi ketika kekurangan darah betapa berharganya sebuah cairan merah. Ada kalanya darah disia-siakan, namun di luar sana banyak yang memperjuangkan usia dari setetes darah
Tidak akan ada yang mengira kapan kita membutuhkan darah. Seperti halnya kematian, tidak akan ada yang menduga kapan sakit menghampiri. Mengantisipasi kebutuhan darah yang tidak terduga, Rumah Sakit berusaha menyediakan stok darah dengan membuka layanan transfusi darah untuk mengisi saldo kantong darah Unit Bank Darah. Nyatanya seberapa banyak kebutuhan darah, pasien akan selalu membutuhkannya
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kebutuhan kantong darah setiap negara idealnya 2% dari total penduduk. Merujuk populasi bangsa ini tahun 2022 sebanyak 277,75 juta jiwa, Indonesia membutuhkan setidaknya 5,56 juta kantong darah per tahun.
Sedangkan data dari Palang Merah Indonesa (PMI) seluruh Indonesia per 14 Juni 2023, stok darah yang dimiliki Unit Donor Darah (UDD) sebanyak 77.438 kantong. Artinya jumlah kantong darah yang dimiliki Indonesia sangat jauh dari kebutuhan ideal sesuai standar WHO
Tak sedikit keluarga pasien yang kesulitan mendapatkan stok darah. Ketika golongan darah yang dibutuhkan di Rumah Sakit sedang kosong, mereka harus rela mencari siapa saja yang mau menyumbangkan darahnya dengan barter sejumlah rupiah. Alih-alih membantu, para pendonor malah berlaku sebagai calo darah dengan imbalan nominal diluar nalar. Kondisi ini membuat Nurirwansyah Putra tergerak untuk membentuk komunitas Donor Darah On Call 24 jam di Palembang, Sumatera Selatan. Sesuai namanya, komunitas ini standby setiap hari dan bisa dihubungi 24 jam
Nurirwansyah Putra, Tak Kenal Lelah Menjadi Penggerak Donor Darah
Hati Nurirwansyah Putra tergerak melihat keluarga pasien yang kesulitan mendapatkan donor darah. Bagaimana tidak, ketika ada orang yang butuh diselamatkan jiwanya, di sisi lain ada pihak yang memanfaatkan situasi dengan mengambil keuntungan pribadi dengan menjual mahal darahnya atau malah berlaku sebagai calo yakni mencari orang yang mau mendonorkan darahnya dengan imbalan tinggi
“Jangankan bayar pendonor, bayar ongkos pergi ke Rumah Sakit saja mereka kesulitan sampai harus meminjam tetangga”
Saat ini Komunitas Donor darah yang digawangi oleh Nurirwansyah Putra dan telah memiliki anggota 160 orang diapresiasi banyak pihak dan sering dijadikan sebagai jujugan masyarakat keluarga pasien ketika membutuhkan darah. Komunitas ini juga bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia dan Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Muhammad Hoesin, Palembang
Tidak Sulit Mencari Donor Trombosit
Tidak seperti donor darah, pendonor trombosit harus benar-benar dalam kondisi sehat dan mendapat persetujuan dokter. Bahkan jika diperlukan, setelah melakukan donor trombosit mereka harus melakukan perawatan di rumah sakit.
Meski donor trombosit membutuhkan treatment yang sulit, bahkan tenaga medis saja perlu melakukan serangkaian tahapan untuk menghilangkan seluruh komponen dalam darah, namun bersama komunitasnya, Nurirwansyah tak merasa kesulitan. Tiap kali mendapat informasi kebutuhan darah dari rumah sakit, selalu saja ada relawan yang bersedia mendonor darahnya
Bagi lelaki kelahiran Palembang, 19 Juni 1992 ini, mengelola komunitas yang didirkan pada tahun 2026 tidaklah sulit, kendala yang dihadapi masalah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai donor trombosit. Alasan ini membuat Nurirwansyah berharap dengan adanya komunitas donor darah trombosit membuat semakin banyak orang mengerti perbedaan donor darah biasa dan donor darah trombosit
Memerangi Calo Donor, Malah Dikira Calo
Sebagian orang praktek donor darah dianggap sebagai aksi kemanusiaan, tapi ternyata ada oknum yang mencari keuntungan ditengah situasi sulit. Seperti yang dirasakan Nurirwansyah Putra ketika sibuk memerangi calo donor yang kerap kali mematok tarif tinggi pada keluarga pasien, Ia hadir menjadi sosok yang sigap membantu
Pernah suatu ketika Nurirwansyah ingin membantu pasien. Dengan jelas Ia sampaikan kalau gratis, tapi keluarga pasien malah mengiranya bayar. Yang lucu, bapak satu putri ini pernah mendapat ancaman dari calo yang tidak senang dengan aktivitasnya. Karena dianggap menutup rejeki para calo, lelaki yang bekerja di event organizer ini pernah mendapat ancaman. Bukannya takut, Nur irwansyah justru semakin berani dan menunjukkan kiprahnya bersama teman-teman komunitasnya
“Ada calo yang mematork harga sekantong darah Rp. 400 ribu, dan satu kantong trombosit Rp. 2,5 juta. Itu kan keterlaluan” katanya sebal
Mendapat Apresiasi SATU Indonesia Awards
Aktivitas kemanusiaan yang dilakukan Nurirwansyah memang patut diberi apresiasi. Apa yang telah dilakukan tidak saja membantu pasien yang membutuhkan darah, tetapi juga membuka jiwa saling tolong menolong terhadap sesama. Atas inisiatifnya, pada tahun 2021 Nurirwansyah mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Award dari Astra atas jasanya pada bidang kesehatan
Leave a Reply