Melihat Isi Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya

Torpedo Haluan Kapal Selam Monkasel

[vc_row][vc_column animate=”afl” animate_delay=”0.4″][vc_column_text]Beberapa waktu lalu dunia kemaritiman Indonesia berduka dengan kabar tenggelamnya KRI Nanggala 402 di perairan utara Pulau Bali yang membuat 53 awak kapal dinyatakan gugur. Lalu seperti apa suasana berada di dalam armada bawah laut? Yuk kita melihat Isi Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya![/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][us_single_image image=”11502″ size=”us_600_600_crop” align=”center”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column animate=”afl” animate_delay=”0.4″][vc_column_text]Saat ramai berita kapal tenggelam, saya teringat dengan KRI Pasopati 410 yang berdiri gagah di jalan Pemuda no. 39 Surabaya yang sejak 1 Juli 1995 dijadikan sebagai Monumen Kapal Selam (Monkasel) yang kala itu peletakan batu pertama dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur, Basofi Soedirman.

Masyarakat Surabaya sangat familiar sekali dengan daerah Delta Plaza, menurut saya kawasan di sini paling manis se-Surabaya karena dibelah oleh Sungai Kalimas yang dilengkapi trotoar lebar dan bersih.[/vc_column_text][vc_column_text]Sebagai pusat kota, area ini memiliki beberapa destinasi yang bisa dikunjungi sekaligus, diantaranya Taman Skate Board, Patung Sura dan Baya, serta Pusat Perbelanjaan Plaza Surabaya yang dulunya bekas bangunan Rumah Sakit Simpang. Entah benar atau tidak, konon sampai sekarang Mall ini dibilang angker dengan cerita horor Suster Ngesotnya. Biar bagaimanapun mitos tetaplah mitos yang akan selalu dihighlight oleh masayarakat.

Keindahan Delta Plaza makin memukau dengan adanya Monkasel. Kombinasi sungai tengah kota dan gagahnya kapal selam kian menggambarkan miniatur kota Surabaya sebagai poros maritim nasional.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][us_image_slider][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][us_single_image image=”11503″ size=”us_600_600_crop” align=”center” style=”shadow-2″ animate=”aft”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Kembali ke Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya, setiap kali melihat kapal warna army nonaktif milik TNI Angkatan Laut Indonesia dari kejauhan, ukurannya lumayan panjang, dan yang membuat saya heran volume ‘tubuh’ besinya sangat ramping. Seperti apa kehidupan para awak kapal sehari-hari saat bertugas, mulai tidur, masak, hingga istirahat?

Bermula dari kekepoan itu saya penasaran melihat isi dalam Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya yang merupakan monumen terbesar di kawasan Asia.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Melihat Isi Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya

Sejak dahulu Kawasan Jalan Pemuda sudah menjadi pusat keramaian yang digadang-gadang sebagai destinasi wisata keluarga, makanya Pemerintah Kota Surabaya tak henti-hentinya memoles daerah ini menjadi lebih cantik. Saat malam, pantulan lampu kota kian memukau.

Untuk menambah semarak destinasi sungai, sisi sungai Kalimas dijadikan sebagai dermaga wisata susur sungai dengan perahu, namun sejak pandemik hingga sekarang belum diopreasikan lagi. Menarik banget lho, wisatawan dapat menyusuri sungai dengan rute Taman Prestasi – Monkasel – Taman Prestasi. Menariknya, rute ini akan melewati belakang Gedung Grahadi yang pada masa Belanda tahun 1795 konstruksinya menghadap ke sungai. Dulu lokasi ini digunakan sebagai tempat afternoon tea

Setelah sekian lama dirundung kekepoan, saya pun memutuskan membeli tiket masuk Monkasel senilah Rp. 15.000,-. Saya datang sekitar jam 4 sore supaya suhu di dalam kapal tidak seperti di oven. Pernah ada teman saya datang jam 1 siang katanya di dalam kapal panas banget! Hehe, maklum kapal besi, Buun..[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner text_color=”#ffffff” animate=”afb” animate_delay=”0.4″][vc_column_text css=”.vc_custom_1622195240222{background-color: #308400 !important;}”]

Sempitnya Ruang Torpedo Haluan

Setelah menaiki anak tangga besi, tibalah saya di bibir pintu kapal yang ukurannya setinggi manusia. Pemandangan pertama adalah bagian depan yang disebut Ruang Terpedo Haluan.

Pertama kali masuk ke dalam kapal selam, saya dibuat heran melihat ruangan yang tak lebar dengan dinding yang penuh dengan fitur kapal. Area longgarnya kira-kira sekitar 1-2 meter sesuai dengan bentuk kapal yang ujungnya lancip.

Di ruangan ini terdapat 4 tabung peluncur torpedo yang fungsinya untuk menembakkan peluru juga meluncurkan perenang tempur (pasukan katak). Di antara tabung ini terdapat semacam dudukan, mungkin juga dulunya digunakan sebagai bangku awak kapal. Sekarang dudukan itu benar-benar berfungsi sebagai tempat berfoto pengunjung, hehe..

Ruangan ini juga dilengkapi 6 kursi torpedo cadangan serta 8 tempat tidur ABK Bintara dan Tamtama. Saat itu yang saya pikirkan, betapa prajurit Angkatan Laut kita nyalinya gede-gede ya. Membayangkan tinggal di kapal selam dalam waktu yang lama tanpa melihat dunia luar, benar-benar Tabah Sampai Akhir seperti tulisan di gerbang museum.[/vc_column_text][us_separator][/vc_column_inner][/vc_row_inner][us_single_image image=”11504″ size=”us_600_600_crop” align=”center” style=”shadow-1″][vc_row_inner][vc_column_inner text_color=”#ffffff” animate=”aft”][vc_column_text css=”.vc_custom_1622164473069{background-color: #458427 !important;}”]

Ruang Komandan Minimalis

KRI Pasopati ini memiliki sejarah menarik bagi Indonesia, yaitu menjalankan misi kedulatan negara pembebasan Irian Barat dalam Operasi Trikora. Ada 14 kali pergantian Komandan Perwira Menengah dengan durasi kepemimpinan 3 tahun. Komandan yang pertama adalah Kapten Laut (P) Jassin Soedirjo NRP 807/P yang menjabat antara 1962-1965 sedangkan Komandan terakhir Mayor Laut (P) Imam Zaki. Sebagai bentuk kehormatan, foto para mantan komandan ditempel di dalam dinding kapal.

Yang membuat saya miris sekaligus terharu saat melihat ruangan komandan yang begitu minimalis. Hanya ada tempat tidur 1 buah meja dan 1 lemari. Bersahaja bangeeet..[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][us_gallery ids=”11505,11506″ columns=”2″ indents=”1″ link=”none”][vc_row_inner][vc_column_inner text_color=”#ffffff” animate=”afr” animate_delay=”0.4″][vc_column_text css=”.vc_custom_1622165025845{background-color: #458427 !important;}”]

Lounge dan Ruang Komunikasi

Bagaimanapun prajurit TNI yang bertugas di kapal tempur seperti KRI Pasopati membutuhkan istirahat dan suasana kekeluargaan, dan diantara 7 ruangan yang ada di kapal selam ini ada ruangan yang digunakan sebagai area santai.

Dibanding ruang Torpedo, ukuran lounge lebih luas, posisinya berada di tengah kapal yang dapat digunakan sebagai tempat tidur dan ruang makan ABK, dapur, serta gudang pemyimpanan bahan makanan.

Bagian kiri dan belakang terdapat kompresor udara dan converter listrik. Di bagian bawah ruangan ini juga dijadikan sebagai ruang battery dengan jumlah 210 cell

Ada juga ruang komunikasi yang fungsinya mengirim dan menerima berita sekaligus tempat informasi tempur kapal.[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][us_gallery ids=”11507,11508,11509″ layout=”masonry” columns=”1″ indents=”1″][vc_row_inner][vc_column_inner text_color=”#ffffff” animate=”afl” animate_delay=”0.4″][vc_column_text css=”.vc_custom_1622165406786{background-color: #458427 !important;}”]

Pintu penghubung Ruangan

Nggak hanya ruangan yang sempit, awak kapal yang berada di dalam KRI Pasopati saya rasa juga tak bisa mondar-mandir sebab setiap bagian ruang terdapat pintu penghubung yang hanya muat 1 manusia. Kira-kira diameternya 1,5 meter-lah. Jadi nggak bisa lari sana sini meski panjang kapal mencapai 76,6 meter.

Dalam kondisi bertempur, pintu antar ruang ini harus dalam kondisi tertutup rapat dan kedap.

Menuju area belakang kapal terdapat motor diesel dan motor listrik sebagai penggerak kapal beserta pengendalinya yang membuat ruangan makin menyempit.[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][us_gallery ids=”11510,11511″ layout=”masonry” columns=”1″ indents=”1″][vc_row_inner][vc_column_inner text_color=”#ffffff” animate=”afb” animate_delay=”0.4″][vc_column_text css=”.vc_custom_1622166024588{background-color: #458427 !important;}”]

Torpedo Buritan

Ruangan ini sudah yang paling belakang. Seperti halnya bagian torpedo Haluan, bagian Torpedo Buritan juga dilengkapi 2 peluncur torpedo yang fungsinya untuk menyerang dan menghindar.[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][vc_row_inner][vc_column_inner][us_gallery ids=”11512,11513,11514″ layout=”masonry” columns=”1″ indents=”1″][/vc_column_inner][/vc_row_inner][vc_row_inner][vc_column_inner text_color=”#000000″ animate=”afr” animate_delay=”0.4″ css=”.vc_custom_1622166983354{background-color: #ededed !important;}”][vc_column_text css=”.vc_custom_1622167068864{background-color: #8e8e8e !important;}”]

Monkasel Surabaya sebagai Destinasi Wisata Maritim

Menjelajah Monkasel tak butuh waktu lama, satu jam sudah cukup karena memang di dalam kapal yang saya lihat hanya ruangan besi, akan tetapi semua itu meninggalkan kesan tersendiri.

Awalnya saya pikir Monkasel Surabaya hanyalah replika, ternyata benar-benar ukuran aslinya. Saat dibawa ke daratan, KRI Pasopati 410 dipecah dulu menjadi 16 bagian yang kemudian dirakit kembali di atas pondasi monumen hingga mulai dimulai bisa beroperasi tahun 1998.

KRI Pasopati 410 merupakan tipe SS Whiskey Class yang dibuat di Vladi Wostok Rusia pada tahun 1952. Memiliki bobot 1300 ton dengan daya tamping personil 63 orang.

Data kapal selam Monkase Surabaya
Data kapal selam Monkase Surabaya
[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][vc_row_inner][/vc_row_inner][vc_column_inner text_color=”#ffffff” animate=”afl” animate_delay=”0.4″ css=”.vc_custom_1622166794670{background-color: #e0338f !important;}”][/vc_column_inner][vc_column_text][vc_row][vc_column width=”1/1″][vc_column_text]

Internet Kencang untuk kelancaran Eksplorasi Potensi Wisata Daerah

Tidak selalu hidup untuk konten, tetapi sah-sah aja jika mengeksplorasi wisata diniatkan untuk berbagi cerita agar makin banyak orang tau sehingga mengangkat potensi daerah.

Seperti yang terjadi pada tenggalamnya KRI Nanggala 402, dalam masa pencarian kapal, banyak netizen penasaran ingin tau suasana dalam kapal selam dengan harapan baik, siapa tau awak kapal masih bisa ditemukan selamat. Sebagai penguat konten, semua unggahan mengenai Monkasel di internet pun mendulang view.

Untuk mendukung potensi wisata daerah, baru-baru ini Smartfren meluncurkan produk terbarunya dengan label Gokil Max, kuota Maximal harga tergokil. Harga Rp. 70.000 pelanggan bisa mendapatkan kuota 36 GB selama 30 hari plus gratis nelpon HD ke semua nomer Smartfren dan berkesempatan mendapat rejeki WOW!

Informasi detailnya, 36 GB dibagi menjadi 12 GB Kuota Nasional dan 24 Gb Kuota Lokal. Keuntungan lainnya pelanggan juga mendapat extra kuota 70 GB yang berlaku jam-jam tertentu, antara 01.00 – 05.00 WIB di semua aplikasi

Nah, sudah nggak ada alasan lagi kan mikirin konten. Nggak usah ngejar destinasi yang jauh, angkat aja destinasi lokal seperti jalan-jalan Melihat Isi Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya

 [/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][us_single_image image=”11515″ align=”center” style=”phone6-1″][/vc_column][/vc_row]

You Might Also Like

Leave a Reply