Penyesalan Blogger Peternak Blog
Menyesal selalu belakangan. Kalau di depan namanya pendaftaran. Siapa yang pernah mendengar lontaran seperti itu? Nggak enak sih dengarnya, tapi memang begitu kok adanya, haha.. dan penyesalan terbesar saya selama tahun 2020 adalah gagal merawat blog Mama Minta Piknik.
Selain blog Yuniari Nukti ini, saya memiliki blog lain yang alamatnya www.mamamintapiknik.com. Sejak awal dibangun saya berencana memanfaatkan blog ini khusus untuk cerita jalan-jalan biar nichenya spesifik. Nggak seperti blog ini yang campur-campur tapi diberi label lifestyle, hehe.. Tapi pada kenyataannya, saya gagal dalam eksekusi. Ternyata beternak blog itu tak gampang sodara!
Kenapa harus disesali tahun 2020, sedangkan blog itu sudah ada sejak tahun 2016? Alasan klasiknya, tahun 2020 kegiatan saya banyak di rumah. Harusnya bisa menaikkan artikel seminggu 3 kali. Toh stok foto-foto jalan-jalan banyak, cerita selama perjalanan yang numpuk dikepala juga layak diceritakan ke banyak orang. Kenapa nggak dilakukan, coba?!
Lebih parah lagi, selama tahun 2020, saya hanya posting 7 artikel aja! Ya ampun, parah banget, banget!
Niatnya untuk Membuat Buku
Saya sayang banget dengan blog Mama Minta Piknik. Nama domainnya nggemesin, ceritanya gokil, templatenya juga bagus. Saking sayangnya, pada tahun 2020 hosting blog MMP saya lunasi sampai 2025 lho!
Awal saya membuat blog jalan-jalan ini karena kepala saya tak mampu menampung cerita perjalanan yang heboh, gokil, serta seru abis, terutama bagian yang saya alami secara pribadi dengan harapan kalau nanti tulisannya sudah terkumpul banyak mau dijadikan buku. Buku ringan aja macam My Stupid Boss, gituu..
Demi mendapatkan konten untuk blog Mama Minta Piknik, saya sampai buka-bukaan aib sendiri lho, teman-teman! Haha.. bukan niat juga, tapi sejak memiliki blog itu, tiap jalan-jalan ada aja kejadian lucu yang membuat geleng-geleng kepala. Lumayan buat simpan-simpan kenangan lama.
Saya memang aneh sih, dulu sebelum ada blog MMP, keinginan membangun konsep cerita kuat banget sampai tidur aja kebayang-bayang terus. Tapi giliran webnya udah jadi, semua ide dan konsep yang sudah ditata matang, amburadul semua. Ada aja alasannya, kebanyakan karena malas.
Hasrat dan Ekspetasi
Tiap kali menggulirkan Instagram dan melihat teman posting destinasi yang pernah saya kunjungi, hasrat ngeblog saya begitu kuat. Ada yang posting tentang Lombok, pingin nulis pengalaman keliling Lombok dari Gili Trawangan sampai Tanjung Aan. Ada yang posting Malaysia, pingin cerita tentang Malaysia. Kenyataannya, begitu duduk berhadapan dengan laptop, apa yang mau ditulis menguap begitu aja. Akhirnya nggak jadi ngedraft, malah balik lagi nontonin Instagram, bhuahaha..
Lain waktu dipagi hari saya membulatkan tekad untuk posting artikel destinasi A. Untuk membantu ingatan, saya buka-buka folder foto di laptop sambil mengenang kejadian apa aja di sana. Akan tetapi, alih-alih nyari referensi, saya malah keasyikan ngelihatin foto sampai menjelang bedug. Perut lapar, makan dulu. Habis makan, buka HP siram-siram tanaman virtual, lalu main candy, main bubble kemudian capek berakhirlah dengan melanjutkan episode serial Turki Abad Kejayaan.
Trus ngedraftnya? Nanti ajaaa
Ada yang senasib? Haha..
Jalan Terus Ngumpulin Konten
Betul, jalan-jalan itu bikin candu. Jadi meski stok jalan-jalan sudah banyak, rasanya kayak masih kehabisan bahan gitu lho. September 2020, saya diajak suami ke Banjarmasin, di sana pun saya sibuk ngunjungi destinasi atau kulineran. Demi ngumpulin konten lagi!
Tapi memang pengalaman bertemu orang baru di tempat baru menyenangkan sekali. Banyak hal yang bisa dijadikan inspirasi sekaligus referensi karya. Namun, harusnya pada saat itu saya sambil nyicil di notes supaya moodnya nggak ilang ketika sudah balik ke Surabaya lagi.
Ah, semoga tahun ini diberi kesempatan jalan-jalan ke tempat yang baru lagi supaya semangat mood nulisnya. Udah kangen foto-foto outdoor, kangen ngobrol sama orang-orang daerah lain!
Anton
Menjadi peternak blogger memang tidak mudah Mbak. Jiwanya harus menjadi jiwa pebisnis, atau minimal seorang manajer karena dalam pelaksanaannya hal yang harus dikoordinasikan dan dimanage.
Saya sendiri seorang peternak blog dan memang masalahnya sama seperti yang Mbak hadapi. Hanya karena memang sejak awal sudah niatan menjadi peternak blog, saya buang hal-hal yang tidak menunjang, seperti bermain medsos atau mengurangi menonton TV. Saya fokus pada kegiatan ngeblog saja dengan begitu distraksi yang ada berkurang.
Untuk semakin efisien, saya juga terus mencoba menerapkan teknik podomoro untuk melatih fokus dan memiliki manajemen waktu.
Sampai saat ini kendala itu masih ada dan masih harus terus dipecahkan, tetapi sejauh ini, perkembangannya menunjukkan perbaikan.
Sama seperti Mbak saya punya beberapa domain yang nganggur akibat tidak terurus, dan tahun ini sudah mulai bergerak kembali. Saya sih tidak berpikir hal itu sebagai sebuah kegagalan, tetapi lebih merupakan proses dari langkah dan pilihan yang saya ambil.
Tapi keren juga loh Mbak percaya diri sampai domain dibooking sampe 2025 (hostingnya juga?) Disitu sebenarnya terlihat sekali mbak sudah memilih jalan. Saya pikir tinggal kita memanage prosesnya saja supaya bisa lebih efisien dan produktif dalam berkarya.
Semangat terus mbak, tulisannya bagus dan mengalir.
Mayuf
Aku juga gak bisa bund mengelola banyak blog, enaknya satu blog tapi rajin update hehe
Iqbal
Lagi jalan-jalan blog, eh ketemu blog ini. Ada 2 hal yang saya merasa relate banget, pertama, mbak bilang blog Mama Minta Piknik hostingnya sudah dilunasi sampai 2025. Ini sama seperti yang saya lakukan, saya juga melunasi beberapa tahun ke depan baik hosting maupun domain, maksud hati sih biar terpacu konsisten menulis tetapi kenyataannya saya masih lambat progresnya 😀
Lalu yang kedua, tentang melihat folder foto malah keasyikan lihat foto, ini saya relate banget. Saat menulis komentar ini, artikel di blog saya baru 25, padahal di laptop sudah ada folder-folder hingga puluhan tulisan (beserta foto). Tapi saat melihat foto-foto itu malah saya terkenang beragam peristiwa berkesan di dalamnya.
Semoga kita terus bersemangat menulis ya mbak.