5 Penulis Buku Fiksi Gaya Story Telling Yang Bagus
5 Penulis Buku Fiksi Gaya Story Telling Yang Bagus – Gaya story telling merupakan tulisan bercerita yang mampu menyihir pembaca hingga mereka tak sadar telah mengikutinya sampai akhir. Sangat sulit menyusun kalimat seperti ini meski sekilas enak dibaca dan cara bertuturnya sederhana.
Tidak banyak penulis buku fiksi yang bisa menulis dengan gaya story telling. Dibutuhkan keahlian yang bisa menerjemahkan ide pikiran menjadi seolah-olah pembaca berada di dalam lokasi cerita atau terlibat di dalamnya.
5 Penulis Buku Fiksi Gaya Story Telling Yang Bagus
Salah satu alasan saya menyukai buku dengan gaya tulisan bercerita karena saya tidak perlu mikir rumit untuk memahami kata-katanya. Saya kan orangnya males mikir dalam, hehe.. Maunya baca artikel yang lugas, mengalir, tiba-tiba saja konflik. Konflik meruncing, nggak sadar tau-tau halamannya udah habis. Santuy banget ya, haha..
Biasanya buku dengan gaya seperti ini meninggalkan kesan yang dalam bagi pembacanya, seakan mereka memiliki sahabat yang mencurahkan isi hatinya secara langsung. Beberapa kali saya merasa seperti itu. Bahkan nama, setting lokasi yang sudah pernah dibaca di novel, kebawa terus dalam ingatan.
Lalu siapa penulis fiksi gaya story telling yang bagus?
Ada nama-nama favorit yang bukunya banyak saya koleksi. Ada yang tidak terlalu terkenal, tapi saya suka mulai debut pertamanya.
1. Habiburrahman El-Shiraj
Nama ini perlu saya tulis karena dari Ayat-Ayat Cinta-lah hobi baca saya mulai tercerahkan. Gara-gara buku ini, setelahnya saya makin keranjingan koleksi buku.
Kang Abik cukup pintar memainkan cerita di awal bab. Ia mampu menceritakan karakter Fahri sekaligus menggambarkan suasana kota Mesir dengan sangat apik, padahal di tengah bab, buku yang best sellernya keterusan ini mengandung kajian islami yang lama-lama bikin ‘mual’. Tapi ya karena udah mengesankan sedari awal, buat saya nggak jadi masalah.
Cuman akhir-akhir ini saya sudah tidak seberapa ‘fanatik’ dengan tulisan Kang Abik. Sebel ih, Mesir muluuu.. 😀
2. Alberthine Endah
Mulai suka buku-buku mbak AE setelah membaca biografinya KD. Biasanya tulisan profil amat menjenuhkan, isinya tak jauh dari prestasi dan yang diceritakan bagian bagus-bagusnya aja. Tapi mbak KD bisa mengangkat bagian jeleknya seseorang. Apalagi waktu itu KD baru-baruan cerai dari mantan suaminya.
Dari sinilah saya mulai suka membaca buku-buku non fiksi, dan senang menulis feature.
Walaupun saya menyebut mbak AE sebagai ratu biografi, saya juga cukup senang baca novelnya. Bagi saya tulisan fiksi AE seperti hidup gitu. Apa yang ditulis seolah saya sedang mendengar orang cerita. Salah satu judul buku fiksinya adalah Selebritis
3. A. Fuadi
Tulisan A. Fuadi bagi saya nggebrak banget. Trilogi 5 Menara-nya sukses mengangkat image pesantren menjadi sekolah modern. Diam-diam saya jadi ingin berkunjung ke Gontor. Andai bisa kembali ke usia remaja, saya ingin mau nyantri di sana.
Sebetulnya buku A.Fuadi berbasis islami, tapi Ia membuatnya menjadi buku global yang bisa dibaca oleh lintas agama.
Dan mungkin karena A. Fuadi punya background jurnalis, saya jadi belajar mengenai sisi dunia kewartawanan. Termasuk trik mengejar narasumber.
4. Sophie Kinsella
Bukan penulis Indonesia, tapi saya suka membaca novel-novelnya. Bisa dikata dialah satu-satunya penulis luar negeri yang saya favoritkan dan rela mengoleksi buku Sophie Kinsella
Mbak SK ini rajin banget menerbitkan buku baru, lho. Selain seri Shopaholic, masih ada buku-buku lain yang asik dinikmati. Padahal halamannya tebal-tebal.
Karakter tulisan SK itu jujur. Tidak sekali Ia menulis suatu ‘kebohongan’ dalam ceritanya. Dan itu sukses menjadikan sebuah ketidakjujuran menjadi konflik utama.
5. Sandi Firly
Perkenalan saya dengan Bang Sandi setelah membaca novel Lampau, debut pertamanya yang diterbitkan oleh Gagas Media. Novel Lampau sendiri mengangkat kehidupan cinta seorang lelaki bernama Sandayuhan dari kampung pedalaman Loksado, Kalimantan Selatan.
Sandi Firly merupakan seorang cerpenis yang bekerja sebagai redaktur pelaksana di media Kalimantan. Sebagai penulis buku pemula, Sandi Firly berhasil membuat saya mencintai Loksado dan ingin sekali menyusuri sungai Amandit yang terkenal berarus deras.
Saat menulis artikel ini, saya sedang berada di Banjarbaru, dan keinginan mengunjungi Loksado semakin kuat. Bisa aja sih nekat ke sana, jaraknya sekitar 140 km-an. Masalahnya, musim pandemic banyak destinasi di Kalsel tutup. Takutnya sudah ke sana, ndilalahnya gak bisa ngapa-ngapain, haha..
Itulah 5 Penulis Buku Fiksi Gaya Story Telling Yang Bagus menurut saya. Eim, ngomong-ngomong saya udah lama nggak baca buku. Saya yakin banyak buku baru dari penulis baru yang pintar mengasah kisah menjadi sebuah cerita yang dinamis. Oya, sudah ada yang baca buku seri Kisah Tanah Jawa? Saya mupeng baca itu, sekilas sepertinya menarik deh. Sharing dong buku atau penulis favorit teman-teman..
Nining
Sophie Kinsella, tos!!! Dan iya ya rata-rata plotnya dia tentang menutupi sesuatu yang ujung-ujungnya, aaaah sudahlah hahaha.
Dan novel Ayat-Ayat Cinta ini aku kelarin dalam 3 hari doang, sampe nangis² mbrebes mili hahahaha