Resensi Buku Obit Rumah Pohon di Hutan Kecil by Ina Inong

Judul Buku: Obit Rumah Pohon di Hutan Kecil

Penulis: Ina Inong

Terbit: Februari 2012

Penerbit: Tiga Ananda (Imprint Tiga Serangkai)

Tebal: 120 halaman

ISBN: 978-979-084-582-4

IMG_2545

Obit adalah salah satu penghuni Rumah Besar Insan Mutiara yang di asuh oleh Bunda Mala. Meski penghuni di Rumah Besar ini kebanyakan anak yatim piatu namun Bunda Mala tidak senang jika Rumah Besar disebut sebagai Panti Asuhan.

Selain Bunda Mala, ada Kak Tia sebagai kakak asuh, Bu Toty yang pintar masak dan Pak Man yang sehari-hari mengurus peternakan dan kebun.

Hari itu saatnya Hari Kunjungan. Obit paling tidak suka dengan Hari Kunjungan karena Obit tidak mau berdandan cantik dan malas untuk seharian memasang senyum kepada calon Orang tua mereka. Obit lebih suka bermain di hutan. Duduk di salah satu dahan pohon Ceremai yang buahnya terasa asam.

Dari sekian teman-teman di Rumah Besar, Obit sangat dekat dengan Alin. Alin anak yang baik dan manis. Mereka mengukuhkan untuk menjadi sahabat terbaik selamanya. Best friends forever!

IMG_2546

Pada Hari Kunjungan itu mereka kedatangan seorang tamu yang mereka sebut sebagai Pasangan Wayang Istimewa yaitu Pak Wicitrawirya dan Ibu Ambalika Dewi. Obit terkesan dengan pasangan suami istri itu sehingga berharap agar dialah yang diangkat sebagai anak angkat mereka.

“Bit, kamu mau mereka menjadi ayah dan bundamu?” tanya Alin

“Iya, tapi aku nggak mau sendiri. Kamu harus ikut denganku aku” jawab Obit.

Namun ternyata Pak dan Ibu Wira hanya menginginkan Alin seorang. Mendengar kabar itu Obit marah kepada Alin. Obit mengaggap Alin tak menepati janji.

IMG_2547

Kesedihan Obit akhirnya mereda karena Obit menyadari kesalahannya. Meski tak tinggal di Rumah Besar bersama lagi namun persahabatan mereka tetap kompak.

Suatu hari ditengah-tengah merayakan pesta panen, Alin memberitahu Obit bahwa dia akan pergi ke Prancis mengikuti tugas ayah angkatnya melalui sambungan telepon. Sambil pamit Alin juga menitipkan hadiah untuk Obit.

Ternyata ketika Tante Irna menyerahkan hadiah dari Alin, Obit mendengar kabar yang menyedihkan. Sedihnya bukan main hati Obit. Kini impian mereka untuk selalu bersama pupus sudah.

Walau begitu Obit masih punya satu impian. Impian yang terinspirasi dari hadiah yang diberikan oleh Alin, yaitu rumah pohon. Bagaimana usaha Obit untuk membuat rumah pohon? Berhasilkah Obit mewujudkannya? Yuk baca buku buku kisah tentang Obit.

IMG_2548

Buku ini mengajarkan anak-anak akan pentingnya persahabatan. Banyak hikmah yang terkandung dalam buku ini salah satunya agar anak-anak selalu ceria memandang kehidupan meskipun tidak ada orangtua disamping mereka.

Selain itu Anak-anak diajarkan untuk saling tolong menolong dan berbuat baik kepada lingkungan sekitar seperti ketika Obit membantu Bu Ami memanen bunga sedap malam untuk pesta pernikahan.

Dalam buku ini juga terkandung unsur budaya seperti belajar menunggang kuda, adu cepat memilih tomat dan lomba menangkap belut. Gambaran dalam buku ini mengangkat suasana pedesaan yang asri dan selalu dirindukan anak-anak ketika hari libur tiba.

You Might Also Like

9 Comments

  1. Mechta

    Siip.. makasih resensinya, Yun… ini salah satu cara berbagi bacaan dengan mudah, bukan? hehe…

  2. nunu

    Mbak ina inong ini memang salah satu penulis fav saya mbak

  3. keke naima

    kayaknya pas kalau anak2 saya baca, nih

  4. Lidya

    persahabatan sejati anak-anak ya mbak. Jadi penasaran terwujud gak ya punya rumah pohonnya

  5. ysalma

    sama dengan impian saya nih, punya rumah pohon *tapi ga kesampaian.
    Kalau ini kesampaian ga ya *penasaran.

  6. prih

    rumah pohon, hutan kecil, pesta panen…asiknya pembelajaran melalui alam dan fase bermain. Terima kasih Jeng Yuni ikut menikmati resensinya. Salam

  7. HM Zwan

    pinginnn banget punya rumah pohon,baca ini sambil berimajinasi^^

  8. Jepang

    Pengen banget nih punya rumah pohon. Impian sejak lama. Namun apa daya karena hidup di kota, susah menemukan pohon yang bisa dibuat seperti itu. Hehehehhehe…..

  9. bintangtimur

    Trima kasih resensi bukunya, Yuni…dalam sekejap, saya jadi bisa ngebayangin gimana Obit dengan Rumah Pohon-nya…
    🙂

Leave a Reply