Kisah Aiptu Pudji, Tim Inafis Polrestabes Surabaya saat olah TKP tragedi Bom Surabaya (2)
Pertemuan saya dengan Pak Dji yang saya upload di insta story dan grup WA yang mendapat tanggapan dari teman-teman. Mereka titip pertanyaan kepada Pak Dji dan ketika saya tanyakan langsung dijawabnya.
Baca dulu Kisah Aiptu Pudji, Tim Inafis Polrestabes Surabaya saat olah TKP tragedi Bom Surabaya (1)
Vicky: Pak, sebetulnya akun-akun yang udah dilaporin suka posting provokatif anti NKRI itu beneran dibasmi nggak, sih?
(Sebelum dijawab, saya katakan dulu bahwa Pak Dji adalah tim Inafis, bukan IT, jadi kalau jawabannya gak sesuai ekspetasi mohon dimaklumi)
Flo: Gak tau sih, ini relevan atau ga ditanyakan ke beliau. Tapi kok bisa sampe 2 hari beruntun.. apa gak bisa dicegah.. kan polisi punya intel?
Senada dengan pertanyaan Vicky, Polisi dengan intelnya sudah memiliki data siapa-siapa masyarakat yang dicurigai teroris. Kelengkapan data itu disertai ciri-ciri yang ada di tubuh pelaku.
Tapi, gimana, ya, selengkap-lengkapnya data tapi kalau Polisi tidak memiliki bukti seseorang terlibat, jelas Polisi tidak bisa berbuat.
Polisi menjalankan tugas berdasarkan undang-undang. Polisi juga berbenturan dengan HAM yang tidak bisa berbuat semau gue. Meskipun ada tetangga dekat yang mencurigakan, anggota tidak bisa menangkap semena-mena. Harus ada bukti yang menyatakan keterlibatannya.
Memonitor 500 orang yang dicurigasi jaringan ISIS selama 24 jam jelas tidak mungkin.
Demi mendapatkan bukti, sampai ada anggota yang menyamar menjadi seorang Ustad. Ke mana-mana memakai gamis, memanjangan janggut, dan berjualan di pasar. Untuk aksinya itu dia berhasil menangkap tangan pelaku.
Polrestabes jadi sasaran bom karena dianggap thoghut oleh mereka. Masih gak percaya kalau mereka menyasar Polrestabes.
Rahmah: Bahan kimia selain Accetone, campuran bomnya apa lagi? Karena aku lihat organ tubuh si pelaku ga melepuh hanya sobek
Sebenarnya ini bagian dari tim labfor. Tetapi bahan kimia yang digunakan untuk bahan baku bom sifatnya sebagai pemantik. Sisanya diisi dengan material seperti paku, gotri, dan lain-lain.
Ketika bom diledakkan, paku, gotri, berhamburan mengenai tubuh sehingga mengakibatkan sobek. Rata-rata pelaku bom yang tewas bagian tubuh atas dan bawah utuh. Bagian perut dan sekitarnya hancur karena bom dipasang di bagian perut.
Seperti yang terjadi pada Ais, bocah 8 tahun yang hidup, itu ada 2 kemungkinan. Bisa jadi didorong reflek oleh orangtuanya, atau terhempas karena efek bahan kimia.
Fani: Tanyain Mbak, sebenarnya mereka itu janjian apa gimana kok barengan?
Sedang dipastikan oleh Kepolisian. Bisa jadi satu jaringan. Mereka sedang mengalami tekanan karena pemimpin-pemimpinnya banyak ketangkap.
======
Selama tragedi bom di Surabaya, Pak Dji ikut melakukan olah TKP di semua lokasi. 3 gereja Surabaya, Rusun Wonocolo, dan Polrestabes Surabaya.
Saya jadi penasaran bagaimana suasana gereja pasca ledakan.
Begitu mendapat kabar bom, Pak Dji langsung berangkat ke Ngagel Madya, lokasi Gereja Santa Maria Tak Bercela. Yang dilihatnya saat itu suasana gereja berantakan. Halamannya dipenuhi potongan tubuh korban dan pelaku.
(KONTEN BERIKUT AGAK NGERI, SKIP AJA KALAU GAK KUAT)
Diceritakan Pak Dji, saking parahnya ledakan, kepala Yusuf Fadhil (pelaku bom) terlempar ke lantai dua gereja. Organ dalam (hati) nya berada di rumah warga yang letaknya di gang sebelah.
Sedangkan jenazah Firman Halim (pelaku kedua) hancur. Atap-atap gereja dan halamannya dipenuhi dengan darah.
Di dekat pom bensin, jarak 200 meter, ditemukan kulit kepala berikut kulit tubuh bagian bahu milik seseorang. Sedangkan di atas pohon ditemukan baju yang nyangkut di ranting.
Sambil cerita, Pak Dji menunjukkan HPnya ke saya berupa foto-foto pelaku. Foto itu untuk dokumentasi pribadinya.
Saya juga diperlihatkan potongan kaki berkaos kaki yang sebagiannya hitam kebakar. Di foto yang lain, terlihat foto-foto candid Pak Dji sedang memegang kepala manusia dengan wajah yang masih utuh.
“Kalau efek ledakan segitu kerasnya, sampai jarak 200 meter, berapa lama Pak Dji menyelesaikan olah TKP?”
Saya di gereja Santa Maria Ngagel sampai jam 2 siang, setelah tinggal closing, saya menuju ke TKP Gereja jalan Arjuna.
Olah TKP di Ngagel susah, kami harus nyisir sepanjang jalan. 1 gereja tim kami hanya 4 orang. Dari Polda sudah diturunkan yang disebar ke lokasi lain.
3 hari pasca ledakan, saya sempat berhenti di lampu merah tepat di depan Gereja Santa Maria. Di sana banyak karangan bunga ucapan duka cita. Lebih dari itu masih tercium aroma kebakaran bercampur amis
“Lalu bagaimana nasib Ais yang masih hidup? Dia akan tinggal di mana?”
Pak Dji mengatakan Ais masih dirawat di Rumah Sakit. Polisi sendiri juga masih berpikir bagaimana cara mengamankan Ais. Dikembalikan ke keluarga tidak ada yang mau nerima. Meski berusia 8 tahun, kepala Ais sudah dipenuhi dengan doktrin. Kalau langsung dikembalikan ke masyarakat, yang ditakutkan ia akan mempengaruhi orang di sekitarnya. Apalagi melihat orangtuanya meninggal, bisa jadi ia menyimpan dendam. Hal pertama yang dilakukan Polisi adalah mendatangkan psikiater.
“Yang dibingungkan sekarang adalah nasib jenazah bom ini. Belum ada keluarga yang ambil. Kami juga gak tau harus dimakamkan di mana, wong warga menolak”
Menutup obrolan, Pak Dji mengapresiasi warga Surabaya yang menunjukkan perlawanan terhadap teroris. Saat-saat seperti ini sudah seharusnya masyarakat tidak menunjukkan ketakutan.
Warga Surabaya yang selama ini tampak woles, tidak mudah terpengaruh isu-isu apapun, setelah kejadian bom, mereka mulai tampak bergerak dan mendukung.
“Semoga kejadian begini di Surabaya cukup sekali ini saja. Jangan sampai terulang lagi” tutup mahasiswa S2 Forensik
Wiwid Wadmira
aku masih mencoba membayangkan Pak Dji menyempatkan makan ditengah otopsi mayat. Iso gak mules ya?
Nana
Di dekat pom bensin, jarak 200 meter, ditemukan kulit kepala berikut kulit tubuh bagian bahu milik seseorang. –> iki bukane pom bensin e rodok adohan yo mbak dari gereja? Ya Allah, sampe ke situ ya ceceran potongan tubuhnya.
Organ dalam (hati) nya berada di rumah warga yang letaknya di gang sebelah –> aduh aku emoh bayangno sing iki mbaaak. iso iso pindah omah aku.
Liana
mbak Yun, aku baca terus imajinasi jalan kemana-mana.
takut gak bisa tidur malem ini haha padahal udah dibilang agak ngeri ya.
sisi lain dari cerita bom di Surabaya. saya baru tau kisah yang ini mbak Yun.
makasih sharingnya ya.
semoga Surabaya terus aman dan kembali damai 🙇♀️
Syarifani Mulyana
Lihat penjelasan dari Pak Kapolri di Tipi, jenis bom ada beberapa kategori. Ada yang efek ledakannya besar & kecil. Beberapa yang diledakkan di mangrove suaranya nyampe ke rumah, padahal jaraknya 2 km.
Kira-kira mayat pelaku dikubur dimana ya?
Vicky Laurentina
Pak Dji punya istri? Sabun apa yang dipake istri Pak Dji untuk nyuci bajunya yang bau mayat?
Nining
Bapak’e kuliah S2 di mana yo mbak, warbiyasak. Semoga beliau-beliau ini selalu diberkahi kesehatan, dan selalu dalam lindunganNya.
Btw sampean ya tegen ya diliatin foto di galerynya pak Dji ….. warbiyasak.