Mall di Surabaya yang Hidup Segan Mati Tak Mau
Satu per satu mall di Surabaya bertumbangan. Ada yang tutup, ada juga yang masih beroperasi walau kondisinya kurang baik. Di satu sisi pertumbuhan…
Satu per satu mall di Surabaya bertumbangan. Ada yang tutup, ada juga yang masih beroperasi walau kondisinya kurang baik. Di satu sisi pertumbuhan hotel terus mengalami peningkatan. Gerai kopi, kuliner bakso, mie pedas bermunculan diselingi warkop-warkop luas berkursi banyak.
Sedih melihat fenomena ini, apatah persaingan bisnis offline dan online sangat ketat. Selain itu kecenderungan masyarakat mengunjungi pusat perbelanjaan sekadar makan, kongkow dan mencari hiburan.
Berikut ini Mall di Surabaya yang Hidup Segan Mati Tak Mau:
Transmart Ngagel sepertinya yang banyak menenggak pil pahit. Pusat Perbelanjaan yang berlokasi di Jalan Raya Ngagel awalnya bernama Carrefour. Setelah diakuisisi, berubah menjadi Transmart. Untuk mengembangkankan bisnisnya, Transmart melakukan renovasi di lantai 3 dan melengkapinya dengan Trans Studio serta Bioskop XXI.
Rupanya langkah ini tak begitu menarik minat warga Surabaya. Sempat ramai namun hanya sekejap. Berupaya melakukan inovasi, Transmart mengambil sikap menutup sementara gerainya selama beberapa bulan dan melakukan renovasi besar-besaran.
Saat gerai baru dibuka memang penampakannya bagus dan lebih memiliki ciri khas. Penataannya lebih rapi, merchantnya berkombinasi namun tak juga membuat mall ini dilirik pengunjung. Akhirnya pertengahan tahun 2024, Transmart mengumumkan dirinya tutup selamanya.
10 tahun lalu Mall Sutos ramai sekali dan menjadi pusat kuliner warga Surabaya. Saking luasnya lokasi, pada waktu-waktu tertentu Sutos mengadakan kumpul komunitas salah satunya komunitas Ferrari yang membawa masuk kendaraannya ke dalam mall. Bayangkan, mewah gak tuh!
Kini Mall yang bersatu dengan Artotel itu sering digunakan sebagai arena olahraga indoor seperti lari, tinju, sepatu roda, dan lain-lain sementara sebagian besar merchantnya tutup. Hanya satu gerai Kopi Kekinian yang buka.
Marvel merupakan mall baru di Surabaya yang lokasinya berdekatan dengan Transmart Ngagel. Sejatinya mall ini cukup bagus, ada CGV, Ranch Market, dan arena kongkow yang luas dan menyenangkan. Entah mengapa akhir-akhir ini saya perhatikan merchantnya berkurang satu per satu. Kemungkinan konsep yang diusung oleh mall ini kurang sesuai dengan gaya hidup orang Surabaya atau daya beli masyarakatnya yang kurang, entahlah.
Cukup menyayangkan THR Mall IT yang kondisinya benar-benar hidup segan mati tak mau. Dahulu mall ini menjadi Pusat IT terbesar di Indonesia Timur setelah perjalanan waktu semacam ada konspirasi antara pengusaha dan pengelola mall sehingga mereka memilih hengkang dan ramai-ramai menempati tempat baru di ITC Surabaya. Pun begitu masih ada pengusaha komputer yang masih bertahan di THR. Saat ini THR Mall sudah kembali ke pemilknya yakni Pemkot Surabaya semoga setelah ini Pemerintah Kota segera mengambil sikap agar THR bisa kembali berjaya seperti dulu. Setidaknya mengurangi bangunan kosong yang sudah terlalu banyak mangkrak di Surabaya.
Pastinya banyak diantara teman-teman yang beranggapan bahwa kursus atau pelatihan hanya ditujukan untuk orang-orang yang masih belum bekerja atau para jobseeker. Padahal sebenarnya…
Strategi marketing jemput bola ternyata dapat diaplikasikan oleh KPPS untuk meningkatkan partisipasi masyarakat menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Kepala Daerah. Selain bentuk tanggung…
Saya optimis Pilkada Serentak 2024 yang dilaksanakan besok Rabu, 27 November 2024 akan berjalan baik diikuti semangat para pemilih yang datang ke TPS.…
Sesuatu yang mengandung Kekoreaan seakan tak ada matinya. Makanan apapun yang ada di drama Korea suatu ketika akan viral di Indonesia. Saya pernah…
Sekilas trend fashion kita baik-baik saja, terlihat dengan banyaknya produk-produk baru di marketplace yang beraneka ragam model dan corak, tak ketinggalan yang sekarang…
Terlalu fokus ngejar wajah glowing, tidak sadar kalau warna kulit saya tidak merata. Sekitar pipi terang, bagian dahi agak gelap dan cenderung kusam.…