Pengalaman Ke Poli Kandungan RS Haji Surabaya
Pengalaman menjadi pasien RS Haji Surabaya tujuan saya ke Poli Kandungan, dan di sinilah pertama kali nama saya tercatat di Rumah Sakit serta…
Bagaimana tips menumbuhkan semangat ngeblog agar selalu menyala?
Oyee.. menciptakan memang lebih mudah ketimbang mempertahankan. Quote tersebut agaknya penting berlaku bagi blogger dimanapun berada. Ya, siapapun dia, yang telah berani membuat blog harus berkonsekuensi mempertahankan blognya agar tidak ditumbuhi rerumputan liar. Salah satu caranya adalah menumbuhkan semangat ngeblog untuk diri sendiri. Lalu apa tips-tips mempertahankan semangat ngeblog?
Sejak mengikuti Liga Blogger Indonesia dari tahun sebelumnya, ada satu keuntungan yang didapat dengan mengikuti even ini, yaitu rajin posting minimal 3 kali seminggu. Peraturan baku yang dibuat penyelenggara memang mengharuskan peserta membuat postingan minimal 3 dalam jangka waktu yang ditentukan, yakni dari hari senin hingga hari jumat. Diantara 3 postingan tersebut, ada salah satu postingan tema yang ditentukan oleh penyelenggara sehingga peserta akan lebih mudah membuat ide postingan.
Mengerjakan postingan tema LBI mudah?
Hmm.. buat saya iya. Sebenarnya bukan soal mudah atau tidak mudah, namun ketika diberikan sebuah tema, otomatis peserta akan digiring ke sebuah opini dari tema tersebut. Dengan adanya tema, peserta akan lebih mudah mendapat ide tulisan sehingga dalam prakteknya mereka tinggal mengembangkannya saja. Apalagi ada bantuan klue, peserta hanya tinggal main ilmu gothak-gathuk pethuk.
Pentingkah mengerjakan postingan tema di LBI?
Ketika blogger bersedia mengikuti even LBI, dan berharap peringkatnya naik terus, saran saya jangan pernah meninggalkan postingan tema. Sebab titik utama di LBI adalah mengerjakan postingan tema. Postingan tema harganya lebih mahal ketimbang postingan bebas, oleh karena itu jangan sekali-kali mengabaikan tema!
Lalu bagaimana dengan postingan bebas lainnya?
Ngeblog di LBI memang membutuhkan tenaga ekstra untuk mendulang kreatifitas. Itu sudah notok, nggak bisa ditawar-tawar lagi. Jadi untuk membuat postingan bebas sisihkan ide untuk membuat postingan bebas. Saya rasa banyak blogger disekitar kita yang menganut paham The Power of Kephephet, dimana kalau tidak kephephet rasanya tidak ada power hehe.. begitu juga dengan mengikuti LBI, peserta akan selalu di pepet oleh panitia dan ditekan supaya posting tulisan. Dan biasanya energi tekan menekan ini seringnya membuahkan hasil. Seperti itulah yang saya rasakan selama ini. Jadi, ayo kita main fefet-fefetan haha..
Rahasia terbesar saya selama ini sebelum mengerjakan draft postingan adalah mempersiapkan segalanya dengan baik, termasuk untuk urusan perut. Whoaah apa enaknya ngetik kalau perut meronta-ronta. Apapun pekerjaannya kalau perut lapar, bawaannya akan susah konsentrasi. Supaya kendala teknis tidak mengganggu sebaiknya sebelum duduk didepan layar, perhatikan dulu urusan perut. Makan sambel dan nasi anget sambil ditemani teh panas, mungkin? Ini akan menjadi strategi nikmat untuk kedepannya nyaman berlama-lama didepan komputer. Dan jangan lupakan juga nutrisi tambahan seperti buah dan sesuatu yang manis-manis. Kalau saya selain ditemani buah dan camilan, saya juga mengkonsumsi suplemen penambah kecerdasan. Nggak usah disebutin merknya yaa, kecuali dikasih job review wakaka.. *kode*
Bagaimana solusi menumbuhkan semangat ngeblog tetap menyala?
Berikut ini tips-tips agar semangat ngeblog tetap menyala:
1. Pupuk semangat ngeblog dan jangan jadikan sebagai beban. Kerjakan segalanya dengan santai sambil nikmatilah
2. Carilah ide yang mudah didapat. Nggak perlu mikir terlalu jauh supaya nantinya hasil tulisan kita tidak ada kesan terpaksa
3. Amati lingkungan sekitar dan telisik hikmah apa terkandung didalamnya, siapa tau ada salah satu yang nyantol dan dijadikan bahan postingan
4. Jalin silaturrahmi dan perbanyak jaringan. Semakin banyak teman Insya Allah ngeblog akan jadi semangat
5. Banyak-banyak bacaan, baik itu buku, postingan teman, berita atau status social media. Banyak baca dapat menambah wawasan kosakata.
Mungkin itu dulu tips menumbuhkan semangat ngeblog dari saya. Yang paling penting dari teori tersebut adalah mengaplikasikan langsung teori tersebut menjadi sebuah karya.
Selamat berkarya..
Musholla wanita di Mall Ciputra World Surabaya, judulnya muslimah banget yak haha…
Jalan-jalan di Mall kadang suka lupa waktu. Bahkan menunaikan sholat wajib pun terpaksa diabaikan demi malas mencari Musholla atau Masjid terdekat. Seringnya saya temui pengelola Mall terkesan ‘ogah-ogahan’ menyediakan space sebagai tempat ibadah untuk para pengunjung Mall. Kalaupun disediakan tempatnya sangat kecil dan tidak nyaman.
Beberapa waktu lalu ada teman bertanya pada saya, bagaimana kondisi tempat sholat di Mall Ciputra World Surabaya. Sang teman ini datang dari luar kota dan ingin beristirahat sejenak di Musholla, untuk kemudian balik lagi sorenya kembali ke luar kota. Apalagi dia harus bawa bayi, sehingga Ia memutuskan untuk mencari tempat istirahat yang nyaman.
Mikir punya mikir, saya langsung teringat akan kondisi Musholla wanita di Mall Ciputra World Surabaya. Sebelumnya saya pernah kesana dan sangat terpesona dengan suasana Musholla yang kesannya pribadi banget buat kaum wanita. Iya, Musholla di Mall Ciputra World memang disendirikan. Wanita sendiri, Pria sendiri. Jadi nggak nyampur seperti di Musholla mall lainnya. Di Ciputra World satu ruangan yang disediakan khusus hanya untuk wanita saja.
Pertama kami cari Musholla di Ciputra World Surabaya agak bingung-bingung gimana, soalnya tau sendiri, Mall ini buesaar banget. Setelah bertanya-tanya, saya dikasih tau kalau tempat sholat tersedia di lantai 3. Lokasinya berdekatan dengan Studio bioskop.
Agak susah mencari Musholla disana karena tempatnya ‘nylempit’. Nyaris tak terlihat seperti Musholla. Justru yang terlihat adalah sebuah ruangan dipojokan dengan pintu yang terbuat dari kaca. Buat kaum lelaki, awas jangan salah masuk, yaa..
Ketika saya masuk, suasananya sunyi. Lantainya buersih nyaris tak ada tanda-tanda musholla ini digunakan.
Di dalam sebuah ruangan itu saya melihat fasilitas yang disediakan lumayan lengkap. Disana ada kursi tunggu, kaca rias lengkap dengan wastafel, lemari khusus penyimpanan barang, dan tempat wudhu. Disana juga ada toilet hanya saja, tidak berfungsi. Entah masih direnovasi atau memang tidak difungsikan agar menghindari air tercecer dimana-mana. Semua serba minimalis tapi menarik.
Di dalam ruangan sholat sendiri, ACnya dingin dan segar. Karpetnya bersih dan luas. Dibagian pojok terdapat gantungan khusus mukena. Sedangkan dibagian depan, dekat Imam, terdapat tumpukan AlQuran.
Secara keseluruhan, nyaman banget sholat disana. Buat wanita berhijab nggak perlu takut-takut membuka kerudung karena yang didalam semuanya adalah wanita. Hanya yang menjadi catatan saya adalah semriwing bau apek yang menguar seperti bau –maaf- kaus kaki. Saya menduga, bau yang menyengat di musholla ini akibat ruangan dingin berkepanjangan sehingga membuat karpet jadi basah. Akibatnya keluar bau tak sedap.
Itulah sedikit cerita tentang Musholla wanita di Mall Ciputra World Surabaya. Semoga tulisan ini dapat menjadi peganga buat teman-teman ketika berkunjung ke Mall dan meluangkan waktu sejenak melaksanakan ibadah. Selamat Hari Jumat kawan
Ada yang pernah berkunjung ke desa wisata? Atau malah belum tau mengapa disebut desa wisata?
Hmm.. Saat pertama kali mendengar sebutan desa wisata, yang tergambar dipikiran saya adalah sebuah desa yang dibangun dengan konsep suasana asli pedesaan. Rumah-rumah tradisional berdinding anyaman bambu, dengan pagar terbuat dari kayu, serta suasana perkampungan yang penuh dengan rerimbunan pohon pring, dimana ketika tertiup angin berbunyi kretek kriyeekk..
Bayangkan bagaimana serunya mendapati sebuah desa yang masih alami begini. Tak ada polusi, tak ada deru kendaraan, dan tak ada AC. Jangankan AC, tertiup Angin mBrobos Campur Debu alias ABCD aja badan sudah nggigil duluan. Jangan-jangan malah nggak berani mandi.. bangun dari tidur, cuci muka trus ngolesi sekujur badan dengan deodoran 😀
Namun semua itu ternyata rekayasa pikiran saya aja. Desa wisata tidak hanya menjual konsep suasana tradisional sebuah desa tetapi juga segala yang mengandung keindahan sehingga wisatawan yang datang betah berlama-lama tinggal di desa wisata.
Di Sidoarjo sendiri, beberapa tahun lalu sempat pernah ada desa wisata. Lokasinya di desa Wedoro – Sidoarjo. Di desa ini konsepnya tidak ‘desa’ banget, nggak ada rumah berdinding anyaman bambu, nggak ada pohon pring, yang ada justru asap debu kendaraan dimana-mana. Yang menjadikan desa Wedoro dikenal luas adalah karena aktifitas warga desa yang hampir kebanyakan memiliki usaha pembuatan sandal dan sepatu. Konon sandal dan sepatu produksi Wedoro telah berhasil menembus pasar internasional.
Desa Wisata Wedoro booming di akhir dekade 90 hingga awal milenium, tepatnya sekitar tahun 1995-2003. Saya masih ingat di Jalan Wedoro, deretan rumah-rumah penduduk disulap menjadi stand penjualan sandal dan sepatu. Setiap menit pengunjungnya begitu melimpah. Untuk sekedar melihat sepatu saja rasanya penuh sesak. Jalanan raya Wedoro yang mulanya lengang tiba-tiba dijadikan tempat parkir dadakan. Otomatis, ekonomi warga Wedoro meningkat drastis. Tak sampai setahun, bekas rumah-rumah penduduk yang sederhana berubah menjadi ruko dan gerai sepatu sandal berpintu kaca.
Namun entah mengapa desa Wisata Wedoro kini tak seterkenal dulu. Ruko, stand, dan gerai sepatu pelan-pelan berganti usaha. Meski masih ada 2 – 3 stand yang masih menjual sepatu, namun tak begitu menarik minat pengunjung untuk kembali mengangkat potensi desa Wedoro sebagai desa home industry. Meski sudah tak seramai dulu, desa wisata Wedoro telah mencatatkan diri menjadi desa Wisata yang dikenal sebagai desa pengrajin sandal dan sepatu.
Desa wisata lain di Jawa Timur yang pernah saya kunjungi adalah desa wisata Osing di desa Kemiren Banyuwangi.
Berbeda dengan desa wisata Wedoro, di Kemiren justru begitu kental adat budayanya. Mulai dari bentuk rumah adat, bahasa daerah, dan kelompok masyarakat (suku)nya. Itulah mengapa desa ini dikenal sebagai desa wisata Osing.
Lokasi desa wisata Osing terletak di desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, sebuah daerah yang memiliki sejuta potensi yang bersifat lokal. Daerah ini merupakan tempat tinggal suku Osing dengan bentuk rumah tradisional Osing. Bagi masyarakat Banyuwangi, suku Osing merupakan suku yang masih kental memegang adat budaya nenek moyang. Bahkan sebagai penghargaan, Pemerintah setempat menjadikan desa Kemiren sebagai daerah cagar budaya.
Produk lokal yang saat ini terus dikembangkan adalah kopi Kemiren. Kopi Kemiren ini diproduksi oleh sebuah Sanggar Paguyuban Tholek Kemiren (Pathok), yakni sanggar yang diprakarsai oleh Bapak Setiawan Subiakto seorang tester kopi kelas dunia, serta pemilik sanggar Genjah Arum.
Jika sedang berada di Banyuwangi, teman-teman silakan datang ke desa wisata Kemiren ini. Penduduk desa ini sangat terbuka menerima siapa saja yang datang ke desanya. Bahkan sekedar untuk melihat bentuk rumah adatnya pun, mereka dengan senang hati menyilahkan 🙂
Keberuntungan besar dalam hidup saya adalah tinggal di perkampungan dengan banyak teman sepantaran di sebuah lingkungan yang sarat akan kearifan lokal. Rumah-rumah tetangga yang tak berpagar ditanami pohon buah-buahan yang setiap saat boleh kami unduh dengan sesuka hati. Salah satunya adalah Pohon Jambu kluthuk atau sekarang lebih populer dengan sebutan Guava Crystal.
Oh, tentu saja bebas diunduh, lha wong pemilik pohon buah-buahan itu adalah rumah teman sendiri, siapa yang boleh melarang? Toh buah yang diunduh juga untuk kepentingan bersama dan dinikmati rame-rame hehe
Kandungan nutrisi buah Guava Crystal
Sebagai buah lokal, Guava Crystal merupakan buah favorit saya. Rasanya asem, manis berpadu renyah kriuk-kriuk, membuat saya ketagihan memakan buah ini. Daging kulitnya yang tebal berpadu daging buah dalamnya yang manis membuat buah ini begitu melegenda dalam hidup saya. Yang membuat saya semakin jatuh cinta lagi adalah ternyata buah Guava Crystal memiliki manfaat lebih dari sekedar buah. Selain mengandung Vitamin C, E, dan A, buah ini juga bisa digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyaki, seperti Diare, Batuk dan Darah tinggi.
Aahh.. kenapa baru taunya sekaraaangg… dulu aja waktu kecil saya dilarang makan buah ini oleh teman-teman, dibilang kalau kebanyakan makan jambu biji nanti berakibat usus buntu! Haha.. Usus buntu dengkulmu, orang buah enak begini jugaa..
Andai saya tau dari dulu bahwa kandungan buah ini banyak manfaatnya, saya bakalan menyuruh teman-teman makan buah ini. Kenyataannya, Alhamdulillah sampai sekarang saya tidak pernah (semoga jangan) mengalami yang namanya sakit usus buntu. Padahal dari info yang saya dapat, justru sering-sering makan Guava Crystal dapat membantu melindungi usus besar dan melindungi tubuh dari resiko racun penyebab kanker.
Penting diketahui, Guava Crystal ini kandungan protein dan seratnya lebih banyak dibandingkan Nanas. Untuk kandungan vitamin C nya, Guava Crystal memiliki 5 kali lebih banyak daripada Jeruk. Lebih baik lagi jika makannya bersama-sama dengan kulitnya karena diindikasi dapat membantu tubuh dari serangan infeksi. Sedangkan Vitamin A nya dapat menutrisi harian tubuh. Bahkan Ibu hamil pun boleh mengkonsumsi buah ini untuk membantu mencegah cacat saraf. Ingin punya kulit bagus? Buah ini juga bisa melindungi kulit dari sinar UV lho..
Dibawah ini adalah kandungan gizi yang terdapat pada buah Guava Crystal, yang diantaranya:
Memory indah menikmati buah lokal Guava Crystal
Masih teringat bagaimana dulu saya dan teman-teman bersusah payah meraih buah Guava Crystal dari pohonnya. Tekstur kayu pohon yang halus dan kecil sangatlah sulit dipanjat. Begitupula ukuran tinggi pohon yang tidak begitu menjulang membuat kami seperti tanggung untuk memanjatnya. Kalau sedang beruntung kami tak usah capek-capek menggoyang galah, karena ada orang dewasa yang akan sukarela membantu kami memetiknya langsung dengan tangannya berbekal sebuah dingklik kayu. Tugas kami hanya diminta berdiri dibawah sambil membentangkan rok lebar-lebar untuk menerima lemparan buah dari atas. Sambil bersorak kegirangan kami berebutan menerima buah yang jatuh tepat diatas rok, kalaupun sial paling-paling buah itu jatuh ke tanah akibat kekurang becusan kami menerima lemparan.
Di saat-saat seperti ini terkadang saya merasa bahagia, betapa nikmatnya memakan buah-buahan masak pohon secara gratis. Tinggal dicuci bersih, digigit, dan.. hmm nikmatnya tiada taraa. Tak ada kandungan formalin, tak ada kandungan bahan pengawet, dan tak ada zat-zat berbahaya lain, semuanya murni karena asupan pupuk dan siraman air. Rasanya? Wow, manis dan asamnya alami! Begitu dikunyah rasa dagingnya muantap!
Buah Lokal VS Buah Impor
Seiring beranjak dewasa, saya jarang lagi menemukan pohon buah Guava Crystal. Pohon-pohon kenangan yang saya ceritakan ini telah dibabat habis oleh pemiliknya. Untuk mengobati rasa kangen akan buah ini, saya kerap membeli di supermarket. Meski harganya tergolong tidak murah, mau tak mau saya tetap membelinya. Namanya juga ngidam, kalau nggak dituruti nanti dibilang anaknya ngileran huahaha.. Sayangnya rasa buah Guava Crystal yang saya beli di supermarket kerap tidak sesuai harapan. Tampilan buahnya memang cantik dan memukau, akan tetapi rasanya terlampau hambar. Okelah, bila dibelah buahnya memang menarik, tetapi rasanya seperti (maaf) agak busuk. Mungkin karena dagingnya buahnya terlalu lembek sehingga rasanya agak gimanaa gitu. Padahal secara penampilan luar, warna buah ini sueegaar, lho… bayangan saya kalau tampilannya segar, saya bakal mendapatkan gigitan buah yang kress, eh lhadalah lha kok malah buahnya melempem 🙁
Kalau sudah begini saya langsung patah semangat. Sudah kadung beli banyak ternyata nggak sesuai harapan. Ujung-ujungnya buah itu saya blender lalu di jus. Padahal saya suka makan buah Guava Crystal ini dengan cara main gigit langsung atau dibelah pakai pisau. Sebab disitulah nikmatnya menikmati sebutir buah yang bernama Guava Crystal!
Jauh sebelum ada pasar modern, buah-buahan yang banyak tersedia dipasar tradisional adalah jenis buah-buahan lokal yang harganya sangaaaaat terjangkau. Bahkan Ibuk saya tiap pergi ke pasar, selalu membawa pulang 2 – 3 jenis buah, seperti Pisang Ambon, Jeruk Siam, Mangga, atau buah apapun yang sedang musim.
Kalau sedang musim buah, dirumah kami seperti kecipratan pesta panen. Setiap hari ada saja penjual buah keranjangan yang keliling dengan harga jauh lebih murah dari harga pasaran. Pedagang ini mengaku membawa buah-buahan langsung dari petani yang dipasarkan langsung keliling kampung.
Seiring waktu berjalan, jenis buah-buahan dipasaran semakin beragam. Hadirnya buah impor menjadi pesaing buah lokal. Semakin pahit lagi nyatanya pasaran buah lokal tersaingi dengan buah impor. Apalagi dengan ‘embel-embel’ tampilan buahnya yang ‘cantik’, meskipun patokan harga yang cenderung mahal dan kandungan rasa serta gizi tak senikmat buah lokal.
Sunpride dan bukti eksistensi kecintaan terhadap buah lokal
Di tengah krisis kepercayaan terhadap buah impor, terlebih saya sudah mengalaminya sendiri, baru-baru ini saya mendapat informasi mengenai buah Guava Crystal Sunpride yang didistribusikan oleh PT Sewu Segar Nusantara, yakni sebuah perusahaan agrikultura yang memiliki komitmen menyediakan buah-buahan lokal segar dan berkualitas.
Untuk menunjukkan kualitasnya, PT Sewu Segar Nusantara telah melakukan uji coba ke badan legal dan hasilnya buah Guava Crystal Sunpride telah mendapat pengakuan Bebas Residu Pestisida dan Tanpa Formalin
Sebelum tau ada Guava Crystal Sunpride, saya sering mengkonsumsi pisang Cavendish Sunpride. Menurut saya rasa pisang Sunpride ini berbeda dari pisang yang selama ini saya makan. Pisang Sunpride rasanya lebih lembut dan maknyus. Mulanya saya mengira buah Sunpride adalah buah impor, karena tampilan luarnya bersih dan memiliki logo khusus. Yang membuat saya tak yakin adalah rasanya yang senikmat buah lokal. Usut punya usut rupanya Sunpride adalah distibutor buah lokal yang mendahulukan kualitas.
Ada banyak alasan mengapa saya begitu mencintai produk buah lokal:
1. Lebih segar, rasa buahnya lebih nikmat dengan kandungan gizi yang lebih terjaga
Hal ini dikarenakan buah lokal cenderung tepat petik panennya. Setelah dipetik buah-buah ini langsung didistribusi tanpa menunggu waktu pengiriman yang lama sehingga tidak akan mempengaruhi kandungan gizi yang terkandung didalamnya.
2. Lebih aman dikonsumsi karena bebas dari zat berbahaya, seperti bahan pengawet
Buah-buahan lokal lebih aman dikonsumsi karena tidak mengandung bahan-bahan berbahaya. Seperti yang kita ketahui, di pasaran banyak sekali ditemukan buah-buahan impor yang rasanya ‘sepo’ atau hambar. Meski tampilannya bagus, dan warnanya cerah namun rasa daging buahnya cenderung tak terasa nikmatnya. Tak dapat dipungkiri bahwa waktu pengiriman yang lama menjadikan buah-buah ini akan segera busuk jika tak diberi bahan kimia sehingga produsen harus melewati proses pengolahan lebih dulu dengan cara memberi bahan pengawet (disuntik) terhadap buah-buah tersebut.
3. Relatif lebih terjangkau
Harga buah-buahan lokal relaif lebih murah karena di petik dari perkebunan yang tak jauh dari lingkungan kita. Kalaupun ada proses pengiriman tak akan membutuhkan waktu lama dan juga mengirit biaya bahan bakar
4. Membantu meningkatkan taraf hidup petani buah
Ini sangat jelas, buah-buah lokal di tanam oleh petani lokal, dan kita tau bahwa iklim daerah lokal kita jauh lebih menguntungkan. Sayangnya keberadaan petani terasa tersingkir akibat banyaknya produk impor yang menyaingi produk lokal akibatnya petani sulit bersaing di pasar global. Padahal hasil tanam petani lokal tak kalah nikmat dibanding tanaman impor. Nah supaya produk lokal kita dikenal maka tak ada salahnya jika kita membantu para petani membeli buah-buahan lokal agar petani menjadi lebih bersemangat menanam buah berkualitas.
Mungkin ada yang bertanya bagaimana cara mendapatkan buah lokal yang berkualitas. Iyes, memang mendapatkan buah lokal berkualitas gampang-gampang susah. Tapi jangan juga terlalu dimasalahkan karena saat ini distributor buah lokal Sunpride telah hadir dengan menyediakan buah-buah lokal yang berkualitas. Buah lokal Sunpride bisa didapatkan di toko modern, swalayan, bahkan di pasar tradisional juga sudah ada. Sejak berdiri tahun 1995, PT Sewu Segar Nusantara, pemilik merek Sunpride telah memasarkan beberapa buah lokal, antara lain: Pisang, Nanas, Melon, Jambu biji, Pepaya, Kiwi, Apel, Pir, Jeruk, Anggur, dan Pomelo.
Semakin yakin bahwa manajemen distributor Sunpride telah memaksimalkan usahanya dalam membranding sebuah produk buah lokal menjadi berkualitas interlokal. Hal ini semata-mata demi kemajuan petani lokal serta mengangkat kekayaan alam Indonesia yang melimpah ruah menjadi sebuah komoditas yang memiliki sejuta potensi.
Sunpride Fresh Everyday!
Sejak memiliki kamera DSLR saya dan suami jadi semakin mesra, cieeh.. Kami kerap jalan berdua untuk mencari objek yang bisa dipakai belajar jeprat-jepret.
Jujur saja, memegang kamera DSLR merupakan pengalaman baru buat kami, dan agar kepemilikannya bisa maksimal kami berupaya untuk mempelajari fitur-fitur kamera dengan cara membeli buku tentang fotografi dan pergi hunting bersama teman. Untuk lebih memperdalam teknik fotografi saya juga telah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Pemerintah Kota melalui Dinas Tenaga Kerja selama 10 hari berturut-turut. Sangat bersyukur sekali, selain gratis saya juga mendapatkan banyak ilmu dan teman baru. Eh, dapat uang saku juga lho hehe..
Walau masih belajar saya dan suami tak putus asa untuk berupaya menghasilkan gambar yang bagus. Yaa memang menghasilkan foto bagus diperlukan bermacam alat penunjang kamera seperti tripod, lensa dan flash. Dan kami berupaya memenuhi semua itu. Tripod sudah punya, lensa sudah ada 2, hanya flash yang hingga kini belum kami miliki. Dan kami sudah merencanakan memiliki barang itu sedari lama, tapi hingga kini belum kesampaian juga. Yah, kami baru dibidang ini, jadi takut salah beli.. takut flash itu nggak support di kamera kami.
Minggu kemarin, saat hunting dengan teman, kami mendapat pinjaman flash. Katanya flash ini support untuk semua kamera. Dan lagi harganya begitu terjangkau, sangat cocok untuk fotografer pemula seperti kami.
Nggak mau melepas kesempatan bagus, kami mencoba flash itu di kamera. Dan hasilnya, olala.. menakjubkan! Hasil gambarnya jauh lebih bagus jika dibandingkan menggunakan flash internal. Sorotan cahayanya sangat soft dan menawan.
Sepulang dari hunting saya langsung membuka toko online blibli.com dan mencari di kategori kamera, dibagian aksesoris kamera, yaitu Yongnuo Flash YN 560 II, seperti punya teman yang saya pinjam tadi. Saya ingin melihat detail spesifikasi dan harganya berapa. Kalau terjangkau maunya cepat-cepat beli. Dan ternyata harga yang tertera lumayan murah, dan bisa bayar pakai cicilan pula dengan bunga 0%.
Ketika asyik berselancar di blibli.com saya teringat kalau suami sudah lama mengidamkan jam tangan baru. Saya sendiri juga ingin sekali memberi kado buat suami sebagai hadiah kasih sayang. Mumpung lagi ingat, saya intip-intip aja produk fashion pria. Wuaahhh disana terhampar banyak merek jam tangan pria keren-keren. Ada 10 merek jam tangan kelas elite dipajang disana. Tinggal milih aja, mau jam tangan fashion, jam tangan sport atau jam tangan yang casual. Harganya cukup bervariasi, mau cari yang budget berapa, tinggal ngeklik di sidebar kiri harga.
Dari sekian jam tangan saya tertarik dengan Alexandre Christie Chronograph 6281MCLIPBAIV Black IP Jam Tangan Pria. Diskonnya lumayan gede, dari harga semula Rp. 1.450.000,- didiskon menjadi Rp. 1.160.000,-! Hematnya bisa sampai 20% lho!
Saya memilih jam analog ini karena penampilannya gagah, dan cukup macho bila melingkar ditangan suami saya. Materialnya menggunakan Stainless steel case & Stitched leather strap, ada display hari dan tanggal, dan jam tangan ini anti air di kedalaman hingga 50m. Cocoklah dipakai dimusim hujan begini. Kalau ditengah jalan tiba-tiba hujan deras nggak bingung lagi lepas-lepas jam tangan. Sengaja saya pilihkan yang ada display hari dan tanggal supaya praktis dan membantu suami mengingat kalender.
Rasanya tak adil jika saya memilih hadiah buat suami tanpa saya memilih hadiah untuk diri sendiri. Iya dong, perempuan juga butuh memanjakan diri. Betul nggak?
Untuk hadiah buat saya sendiri, nggak perlu lama untuk mendaratkan pilihan. Setelah ubek-ubek kategori fashion wanita busana muslim saya tertarik dengan Marrocan Geo Pink Green Skirt.
Saya memilih busana muslim model longgar karena saat ini saya sedang nyaman pakai yang longgar-longgar. Bahan kainnya yang adem membuat saya bebas bergerak kesana kemari. Dan ngomong-ngomong suami juga lagi senang-senangnya melihat istrinya ini pakai baju syar’i hihi..
Waah ternyata mantengin toko online itu asik juga ya. Kalau begini sih, mertua lewat bisa dicuekin haha.. Ini lebih mendingan, hanya duduk didepan laptop sambil kupas-kupas bawang bisa dapat banyak info. Dari pada ngider didalam Mall, sudah capek kaki, capek tenaga, capek di ongkos jajannya pula 😀
Memberikan hadiah mesra buat orang tersayang sebenarnya nggak harus di bulan Februari aja, kalau perlu setiap saat harus selalu menebarkan rasa kasih sayang kepada semua mahkluk. Dan hadiah diatas adalah persembahan hadiah mesra saya untuk orang tersayang. Kalau teman-teman gimana, ada nggak rencana memberikan hadiah buat orang yang disayang?
Tulisan ini sedang diikutsertakan dalam kompetisi yang diadakan oleh Blibli.com dengan tema #BlibliWeekofLove.
Nama: Yuniari Nukti
Email: yuniarinukti@yahoo.co.id
FB / Twitter: Yuniari Nukti / @yuninukti
Hujan lagi.. banjir lagi..
Musim hujan begini, banjir dimana-mana. Alhamdulillah Surabaya yang tiap hari di guyur hujan deras dan angin kencang masih bertahan dengan status ‘tergenang’. Walaupun kenyataannya genangan air sudah setinggi atas lutut orang dewasa, tapi masih saja dibilang TERGENANG. Semoga saja banjir-banjir begini Bang Haji nggak lewat Surabaya, supaya beliau tidak protes lalu bilang Tehr.. lha.. lhu!! 😀
Ngomong-ngomong, banjir akhir-akhir ini kota Surabaya dan sekitarnya tengah jadi sorotan. Apalagi kalau bukan karena berita daerah Benowo dan sekitarnya yang tiba-tiba kedatangan tamu tak diundang, alias air sungai Lamong yang tiba-tiba merangsek ke dalam perumahan warga. Akibatnya, olala pasti lah genangan air dimana-mana. Masih disebut genangan? Oh, tidak kalau ini benar-benar banjir, soalnya genangan air setinggi lutut orang dewasa itu telah bertahan hingga 3 hari lamanya. Padahal menurut aturan UU ke-RT-an, tamu wajib lapor selama batas waktu 1 x 24 jam, melebihi 24 jam silakan minggat. Dan rupanya tamu tak diundang ini ngeyel, sudah 3 x 24 jam, lha kok ya nggak mau pergi juga.
Segala usaha pengusiran banjir telah dilakukan, bahkan saya lihat diberita, Bu Risma sampai turun tangan membantu mengusir air. Sayangnya, air yang sudah keenakan di dalam perumahan masih saja ogah beranjak. Bahkan sudah dilakukan trik pengusiran memakai ritual ala Syahrini, air-air itu tetap saja mokong. “Saannah… sannaah.. pehrgi.. pehrgi sannah…” “huss.. hush…” pakai suara merintih-rintih. Ya sudahlah, mungkin ada hikmah dibalik bencana genangan ini. Eh ralat, bencana banjir ini hehe..
Beberapa waktu lalu saya menyambangi Benowo. Semua pada tau kan bagaimana kondisi lalu lintas menuju arah ke sana. Jauh, itu sudah pasti. Banyak proyek, sangat jelas. Macet, itu sih lagu lama keles.. dan sekarang eeh, ketambahan banjir lagi. Mau bagaimana lagi memang lagi musimnya hujan. Yah, intinya sih kalau mau ke Benowo harus siap bawa Jas Hujan. Bukan ke Benowo aja, di musim banjir ini kalau ingin pergi kemana-mana tanpa takut kejebak hujan, syaratnya wajib bawa Jas Hujan.
Terlepas jas hujan itu nanti mau dipakai apa nggak, setidaknya di jok motor sudah siap alat pengamannya sehingga bila ditengah jalan tiba-tiba hujan datang mak bress, tinggal minggir dan buruan pakai mantelnya.
Ada beberapa pilihan jas hujan yang selama ini kita kenal. Ada yang bentuk lowo (kelelawar), ada pula yang bentuk potongan. Karena saya suka pergi sendirian saya suka pakai jas hujan yang bentuknya potongan, celana dan atasan. Jas hujan begini dirasa lebih praktis, lebih aman, dan lebih nyaman. Apalagi kalau di tengah jalan ada genangan air, praktis cipratan air tak akan mengotori baju.
Untuk pemilihan jas hujan sendiri saya lebih suka mengenakan jas hujan yang warnanya gelap namun dilengkapi aksen garis terang di bagian punggung. Aksen garis terang ini utamanya dapat membantu keberadaan kita saat berada di tengah-tengah lebatnya hujan. Yang lebih penting lagi bahan yang digunakan harus yang berkualitas, kuat dan tahan lama. Seperti pilihan Jas Hujan Rosida di blanjadotcom yang bahannya di disain khusus melindungi tubuh dari serangan air hujan dan hembusan angin kencang. Tak hanya itu saja bentuk modelnya sangat menarik dan sangat cocok dipakai oleh anak-anak dan remaja.
Saya kira hanya perusahaan besar yang memiliki standar kelayakan atau ISO atau apalah sebagai bukti eksistensi perusahaan sehingga membuat semacam daftar visi dan misi agar keberadaannya dipercaya oleh masyarakat dan orang-orang yang berkepentingan didalamnya. Tapi nyatanya, sebagai manusia, kita juga harus memiliki visi dan misi hidup yang digunakan sebagai pegangan dalam menjalani kehidupan vertikal dan horisontal ini.
Jika dipandang perlu, pembuatan daftar visi dan misi memang menjadi kewajiban meskipun dalam prakteknya visi dan misi tersebut tidak harus diaplikasikan langsung dalam bentuk tulisan. Seperti saya misalnya, yang selama ini cenderung pasrah menjalani kehidupan walau terkadang masih sempat memikirkan plot-plot yang harus dilakukan, atau target-target yang yang harus diraih meski saya tidak pernah mencatat dalam sebuah halaman khusus. Bukan soal malas atau tidak malas, tetapi siapa bisa menebak kejadian yang akan dialami selanjutnya. Manusa boleh berencana, tapi Tuhan-lah yang menentukan kehendak manusia dengan Qada dan Qadarnya.
Sangat aneh sekali tiba-tiba saya menulis tema serius begini. Menurut teman-teman aneh nggak sih saya menulis begini? Saya sendiri bingung apa yang sebetulnya sedang saya tulis ini. Yang jelas tema serius ini muncul lantaran tema LBI yang mengangkat kesan serius dengan judul Visi dan Misi Hidupku.
Apa Visi dan Misi Hidupku?
Errr.. apa ya?
Apakah seperti bacaan di kaos, Muda foya-foya, Tua kaya raya, Mati masuk surga? Haha.. enak bener hidupnya..
Ah, sepertinya terlalu rumit kalau harus merangkum visi misi hidup. Jangankan harus merangkum, kadang-kadang membaca visi misi perusahaan saja lho dibuat pusing sendiri. Untuk memahami maknanya saja saya perlu membaca berulang-ulang supaya paham maksudnya hehe..
Okelah karena ini postingan tema saya akan mencoba menulis visi misi hidup saya yang ala kadarnya.
VISI:
Menjadikan pribadi yang berprestasi, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam segala hal dengan berlandaskan keimanan dan semangat juang 45, 65, 98, 2015.
Kok tahunnya banyak? Iya karena sesuai dengan kebiasaan saya yang selalu berpegang pada moralitas the power of kephephet, jadi meskipun perjuangan berakhir, tapi berjuang mengejar kontes wajib di lanjutkan. Merdeka! Hidup kontes! Hidup yang mulia raja!
MISI:
Menumbuhkan semangat keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan rajin-rajin sholat, berdoa dan berbagi agar diberikan banyak rejeki, Amin.
Menumbuhkan rasa saling mencintai dan menyayangi kepada sesama
Memaksakan kehendak diri agar selalu berusaha belajar dan belajar menulis dengan baik dan benar
Berusaha mencari sebanyak-banyak info kontes blog dengan cara minta colekan teman-teman
Berusaha keras tidur di atas jam 22.00, setelah tayangan Jodha Akbar selesai.
Apa lagi ya?
Sepertinya cukup segitu aja dulu supaya tulisan ini tidak jadi panjang, kalau kepanjangan nanti takutnya jadi buku biografi.. 😀