Pengalaman Ke Poli Kandungan RS Haji Surabaya
Pengalaman menjadi pasien RS Haji Surabaya tujuan saya ke Poli Kandungan, dan di sinilah pertama kali nama saya tercatat di Rumah Sakit serta…
Spesifikasi Lenovo A6000 memang tak bisa dipandang sebelah mata. Keunggulan yang dimiliki Lenovo A6000 sudah sangat mumpuni. Teknologi yang dibenamkan dalam smartphone itu sudah tergolong canggih, yakni konektivitasnya telah menggunakan 4G LTE.
Agar lebih meyakinkan, saya akan mengajak teman-teman mengintip spesifikasi lengkap Lenovo A6000.
Spesifikasi Lenovo A6000 menggunakan processor Quad-core 1.2 GHz Cortex-A53 berchipset Qualcomm MSM8916 Snapdragon 410. Untuk OSnya sendiri, Lenovo A6000 telah menggunakan Android versi 4.4.4 atau lebih dikenal dengan sebutan Android Kitkat. Semakin longgar, memori internal yang dimasukkan ke dalam Lenovo A 6000 sebanyak 8 GB, dengan kapasitas RAM sebesar 1 GB! Nahloo kurang apalagiii…
Untuk kenyamanan pengguna, Lenovo A6000 didisain dengan layar 5’ IPS capacitive touchscreen dengan kamera belakang 8MP, dan kamera depan 2MP. Lumayaan hasilnya buat nyelfie.. dan lagi daya tahan batere Li-Po 2300 mAh membuat smartphone dapat hidup lebih lama, bertahan hingga 264 jam dalam status 3G!
Ini kenapa tiba-tiba saya membahas spesifikasi Lenovo A6000!
Gara-garanya si Mawar Bukan Nama Sebenarnya, nih, curhat sama saya. Dia tanya begini, “Yun, bagusan mana, Lenovo A6000 atau Xiaomi Redmi 2?”
Mawar ini kalau lagi galau milih HP selalu gitu, suka mbingungi wong ayu! *idih wong ayu haha*
“Lenovo aja bagus. Spesifikasinya mumpuni, harga juga lebih murah” jawab saya.
“Xiaomi Redmi 2 juga baguuus. Spesifikasinya lumayan” kata si Mawar
“Emboh karepmu!”
“Halah, Yuunn.. aku bingung 🙁
Coba deh, kira-kira teman seperti ini mau diapain? Dia tanya, dan saya jawab baik-baik, eeh ujung-ujungnya diajak eyel-eyelan. Debat spesifikasi HP sama Mawar juga selalu nggak ada solusi. Meskipun sudah punya gacoan masing-masing, Mawar selalu buka obrolan yang didalamnya mengajak debat. Saya tau, Mawar ini sedang kebimbang. Mau beli HP tapi bingung HP apa yang mau dibeli. Kayaknya lebih gampang cari suami deh ketimbang cari HP hihi..
Saya akui, sejak pertama kali dirilis, Xiaomi Redmi 2 memang langsung menguasai pasar. Dengan harga yang dianggap terjangkau dan juga spesfikasi yang tak beda jauh dengan Lenovo A6000, Xiaomi Redmi 2 digadang-gadang bakal laris dipasaran.
Teetaappi, apakahh Xiaomi Redmi 2 bakal benar-benar mencapai puncak pasaraan??? Eh jangan GR dulu.. jangan lupa pesaing terkuatnya, Lenovo A6000, juga berpeluang besar merebut pasaran, lho..
Selain Spesifikasi Lenovo A6000 yang ajib bingiitt, satu kelebihan yang dimiliki Lenovo A6000 adalah telah mengantongi sertifikasi postel. Itu artinya, Lenovo A6000 lebih diakui sebagai smartphone ramah nasional. Selain itu tak lama lagi, tepatnya tanggal 19 Maret 2015 nanti, Lenovo A6000 akan dijual secara Flash Sale di toko online Lazada Indonesia. Jadi, jangan sampai ketinggalan buat dapatin smartphone canggih dengan harga yang ramah kantong ini, ya….
Di dunia ini, blog photo memang belum begitu familiar. Kalaupun ada, isinya lebih banyak berisi teknik-teknik fotografi, tips-tips fotografi, review peralatan fotografi, atau apalah yang semuanya berhubungan dengan kamera.
Jikalau pemiliknya ingin mengunduh spesial capture foto saja diblog, yang diunggah mungkin hanya sekitar 1-2 saja, selebihnya keterangan foto yang disertai data exif.
Lalu bagaimana jika blog foto travelling?
Hmm.. blog travelling, sih, memang wajib dengan foto, tapi kalau blog foto yang isinya hampir semua tentang travelling, agaknya susah ditemui.
Ada banyak blog travelling di dunia ini. Jika di bandingkan dengan niche yang lain, blog bertema travelling memang lebih diminati pembaca. Selain penyajiannya menarik, secara diimbuhi banyak sekali foto-foto tempat wisata yang digunakan sebagai penunjang, tulisan blog travelling kadang-kadang dipenuhi berjuta inspirasi agar pembaca dapat mengenal sisi keindahan panoram dibelahan dunia sana.
Selama yang saya tau, blog-blog travelling seringnya berisi tulisan-tulisan catatan pengalaman perjalanan. Seperti catatan cara menuju ke tempat wisata, biaya yang dibutuhkan untuk perencaan perjalanan, hal-hal unik yang ditemui selama perjalanan, tips-tips perjalanan, atau tulisan yang memang menjual sisi keindahan objek wisata yang ditemui.
Teramat jarang saya temui blog foto travelling dimana yang diunggah kebanyakan murni foto-foto. Salah satu blog foto travelling yang tadi pagi saya kunjungi adalah Blog Wandering the Wonderful Streets di http://machinami.biz/.
Jika dibaca dari url-nya, dan ada huruf kanji-kanjinya, blog ini nggak ‘Indonesia’ banget. Malah terkesan ke-Jepang-Jepangan. Iyup, memang pemilik blog ini adalah orang Jepang yang berprofesi sebagai pengacara. Nama pemilik blog itu adalah Minako Shoh.
Wheladalah ngapain saya tiba-tiba tertarik dengan blog ini?
Awalnya saya juga berpikir begitu, tetapi menurut penilaian saya ada segi keunikan yang ditonjolkan oleh blog tersebut, yaitu postingan foto-fotonya sebagian besar dijalanan. Ada sih artikelnya, Namun hanya sedikit saja. Saya perhatikan paling-paling berkisar 100-200 kata saja.
Foto-foto di galeri blog machinami hampir seluruhnya berisi lanskap sudut-sudut lokal kota Jepang. Seperti yang saya lihat, ada gang, jalan-jalan, saluran air, taman, gereja, pasar, bangunan tradisional yang ada di kota Jepang. Jika dilihat dari sudut pengambilan gambar, Minoki Shoh sengaja mengunggah gambar untuk dokumentasi dan berniat mengabadikan catatan perjalanannya dalam bentuk foto.
Sebagai seorang pengacara, mungkin saja Minoki Shoh tidak ada waktu membuat banyak tulisan. Sebagai seorang penghobi travelling, dan sebagai dokumentasi jalan-jalannya, maka Minoki memilih menjadikan blognya sebagai blog foto travelling.
Sebagai blog foto yang memiliki nilai jual, blog machinami telah menjadi blog berkelas dunia. Meskipun angka elaxa berada diatas angka 10 ribu, dengan tingkat PR 3, tetapi visitor yang berkunjung ke blog ini terdiri dari 128 negara-negara didunia. Soal bahasa tak usah khawatir karena di side bar terdapat menu pilihan bahasa. Tak lebih dari 90 penggunaan bahasa bisa dipilih disana. Woww fantastis! Yang mengejutkan bahasa Jawa dan Sunda, masuk lhooo…
Sangat wajar bila blog ini dilihat dari manca negara sebab Minoki Shoh memang hobi berkeliling Jepang dan dunia, dan agaknya Minoki seorang penyuka street fotografi. Lihat saja foto yang diupload, kebanyakan terdiri seputar objek diluar ruangan. Gampang saja bagi Minoki mendapatkan foto jalan-jalan, nyatanya Minoki mengakui bahwa, Ia seorang yang terbiasa menggunakan moda transportasi umum.
Bagi teman-teman yang ingin mengetahui detail suasana kota di Jepang atau ingin berkunjung ke Jepang, rasanya wajib berkunjung ke blog ini. Tak berhenti di Jepang saja, ada pula sudut-sudut negara lainnya, lho, salah satunya adalah Vietnam. Hasil jepretan street fotografi machinami di Vietnam ini keren banget, lho, hampir mirip di Indonesia. Ada becaknya, ada sepeda motornya, penjual buah-buahannya, dan lain sebagainya! Yaah.. namanya juga negara satu rumpun, kaan…
Tips dari saya sebelum ‘jalan-jalan’ di blog machinami siapkan banyak camilan dan koneksi yang prima sebab menikmati street fotografi tak nyaman bila belum ditemani camilan dan koneksi lelet. Sambil ngemil, posisikan badan dengan rileks, selanjutnya biarlah foto yang berbicara…
Selamat berkeliling dunia 🙂
“Jangan menolak pemberian orang!”
Pesan itu kembali saya dengar hari ini. Rasanya sudah lama sekali saya tidak mendengar pesan-pesan yang mengandung ilmu seperti ini. Dan begitu mendengar sepintas barusan, seperti ada yang mengingatkan kembali bahwa tidak baik menolak pemberian orang, sekecil apapun nilainya.
Cerita bermula ketika Ibuk saya dikasih asem cempalok oleh tetangga. Tau kan asem cempalok? Itu lho asem mentah yang ada kulitnya dan sering dipakai bumbu sayur asem. Saya dengar-dengar, di pasaran saat ini harga asem cempalok sedang mahal-mahalnya. Padahal tukang sayuran membeli asem cempalok ini hanya sebagai imbuh-imbuhan bumbu kalau ada orang beli paketan sayur asem. Karena fungsinya sebagai imbuh-imbuhan, jelas, harga asem yang sebegitu mahal membuat tukang sayuran ogah-ogahan menyediakan asem cempalok. Sebagai pengganti rasa asem biasanya tukang sayuran menggantinya dengan blimbing wuluh atau tomat.
Setelah kepergian tetangga, Ibuk saya lantas membuka plastik pembungkus asem cempalok tersebut dan melihat kondisi asem tersebut. Tanpa bermaksud mengejek, Ibuk saya bicara sendiri, yang disitu ada saya, otomatis saya mendengar ucapan Ibuk. “Asem kayak begini ini nggak bisa dipakai buat sayur. Percuma dibuat sayur, rasa asemnya nggak keluar”
Penasaran, saya pun mendekat dan memegang asem cempalok tersebut. “kempes-kempes gini ya, Buk” kata saya.
“Lha iyo, asem kayak gini ini nggak bisa dipakai campuran bumbu sayuran. Percuma, nggak ada rasa asemnya”
Sambil memegang asem satu demi satu saya lantas komentar, “Kalau nggak bisa dipakai sayur, pas dikasih tadi kenapa diterima aja, Buk?” protes saya. “Bilang aja ke dia, asem jelek-jelek begini nggak bisa disayur!”
“Hush!Yang namanya rejeki nggak boleh ditolak. Jangan menolak pemberian orang! Diterima aja biar yang ngasih senang. Kalau nggak bisa dipakai tinggal bungkus rapat, lalu buang ke sampah. Gampang”
Astaga! Kenapa saya jadi tukang protes begini. Kenapa saya tidak bisa menahan gejolak untuk tidak menjelekkan orang lain. Dalam hati saya membenarkan ucapan Ibuk. Memang ada benarnya ucapan Ibuk. Yang namanya rejeki nggak boleh di tolak. Sejelek apapun pemberian, jangan sampai kita menolak. Bayangkan sendiri bagaimana sakitnya kalau kita memberi sesuatu ke orang lalu orang itu menolak tanpa alasan yang jelas. Masih mending tanpa alasan jelas, lha kalau dikasih alasan tapi kata-katanya menyakitkan yang memberi, misalnya: “maaf saya nggak bisa nerima, barangmu ini jelek” Duh, betapa semakin menusuk-nusuk lagi, kaan.
Pelajaran jangan menolak pemberian orang sudah sepantasnya diberlakukan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan merasa beranggapan dikasih barang jelek dan murahan itu artinya kita akan disepelekan orang lain. Mungkin saja orang itu mau memberi kita sesuatu, tapi karena keterbatasannya sehingga dia tidak mengira orang lain bakal kecewa atas pemberiannya. Semoga Jumat barokah ini memberi kita banyak berkah, Amin. Selamat hari Jumat, kawaan 🙂
Sebelum ada facebook dan twitter, saya cukup merasa bangga dipameri teman yang bercerita habis ketemu orang terkenal. Meskipun nggak ada bukti foto-foto pendukung, demi mendengar intonasinya yang antusias berapi-api bak gunung meletus, saya begitu percaya aja. Saya mah apa atuuh..
Tapi, hari gini ketemu artis lalu disodori cerita membabi buta, biarpun sampai berguling-guling atau sampai menjura minta dipercaya, sedangkan nggak ada bukti foto-foto, gampang aja njawabnya, “nggak ada foto, Hoax!” Haha..
Beugh! Kita kan nggak mau dikadalin sama ceritu begituan, kan, kan.. walaupun dikasih tunjuk tanda tangan asli bermaterai, atau stempel bibir bergincu sekalipun, foto lebih dianggap bukti yang sangat konkret. Katakanlah foto buram yang penting ada penampakannya, iya toh? hihi
Jujur, sekarang ini saya sulit mempercayai cerita yang tanpa didampingi sajian bukti pendukung. Bukan karena tidak percaya tapi alasan logisnya adalah karena saya merasa iri, sodara.. iya iri, kenapa bukan saya yang beruntung bertemu dengan orang terkenal ituu..
Terus terang jauuh sebelum era sosmed booming seperti sekarang, bertemu orang terkenal adalah cita-cita termulia dalam hidup saya. Melihat artis bagaikan melihat bintang kejora yang gemerlapan di langit sana. Masih teringat dulu tiap Sabtu saya menunggu acara Dunia Bintang jam 16.30 di TV swasta yang dibawakan oleh Inggrid Widjanarko. Meski tayang hanya setengah jam dengan sisipan iklan lebih dari sepuluh menit, saya begitu antusias menunggu.
Demi meraih cita-cita, saya kerap mengirim surat ke redaksi tabloid hanya untuk meminta foto artis. Kalau tidak sabar menunggu balasan saya bahkan pernah nekat datang ke kantor redaksi tabloid terkenal di Graha Pena sekedar untuk meminta foto artis. Hasilnya saya mendapatkan foto artis asli, antara lain Ari Wibowo, Sarah Azhari, Bella Saphira dan Jihan Fahira. Sampai sekarang foto-foto itu masih tersimpan di album foto, hanya saja saya lupa menaruhnya dimana. Ah nasib!
Kini, jauh setelah cita-cita bertemu artis pupus, saya malah dipertemukan dengan yang namanya artis. Iya, artis beneran. Spesialnya kami bertemu muka diruangan sepi tanpa diganggu orang lain.
Ceritanya, saya sedang menghadiri undangan launching buku di Hotel Mercure Surabaya. Saya kesiangan datang sehingga berjalan tergesa-gesa menuju lokasi. Setengah berlari saya berupaya menggapai pintu lift. Tak berapa lama kemudian ada rombongan 4-5 orang datang dan berdiri mengerubungi saya. Saya tak begitu memperhatikan wajah-wajah orang di rombongan tersebut. Merasa terlalu lama menunggu saya lantas mendongak dan melihat salah satu orang yang ada dirombongan. Tiba-tiba saja,
“Haaii, Mbak..” sapa seorang laki-laki sok akrab.
Merasa disapa seseorang saya lantas tersenyum. Sambil senyum saya seakan merasa kenal dengan orang ini. Tapi lupa siapa dan dimana pernah bertemu. Namun ingatan saya merujuk bahwa lelaki ini kalau tidak salah adalah penyiar radio, dan kami pernah bertemu sebelumnya.
“Haai, juga” spontan saya jawab. “Kayaknya pernah ketemu, dimana ya?” Udah seperti orang terkenal aja saya ini hihi..
“Ah, Mbak lupa sama saya. Ya sudahlah, nggakpapa” kata si lelaki yang kemudian diajak ngobrol oleh seorang wanita.
Sebelum pintu lift terbuka, saya sempatkan melihat wanita yang tingginya menjulang disebelah saya. Begitu mendongak, saya terkejut, “loh ini kan Arzeti” batin saya. Ah ya, Arzeti kan yang jadi MC acara launching buku nanti.. jadi saya nggak telat dong lha wong MCnya masih di lift ini sama saya haha
Di dalam lift saya menyapa Arzeti.
“Mbak Arzeti, ya?” pura-pura sok kenal gituu
Lalu Arzetinya balas, “Iya, saya” sambil tersenyum manis. Aihh suaranya maknyes, smart bangeeett, benar-benar Smartfren mbak Arzeti ini!
Suerewer-ewer perasaan saya bungaaahnya minta ampun. Nggak nyangka bisa satu lift sama artis. Setelah menyapa, beragam keinginan muncul dikepala tanpa bisa dikendalikan. Keinginan yang pualing menonjol adalah bagaimana caranya bisa minta foto berdua sama Arzeti!
Duh, semakin bingung manakala sebentar lagi lift akan berhenti di lantai yang kami tuju. Kalau sudah keluar lift, bakalan rumit. Saya nggak akan bisa dapatin foto berdua bareng artis. Tapi gimaa caranyaa?? Ya udahlah pasrah aja..
Keluar dari lift, rombongan Arzeti terbelah. Arzeti sendirian ke kiri, yang lainnya belok ke kanan. Dan saya, bingung menentukan arah kemana tujuan. Haha..
Merasa saya se-acara sama Arzeti, ikutlah saya ngintil kemana perginya Arzeti. Saya jalan dibelakang Arzeti ngikuti langkahnya. Begitu ada ruangan, mbak Arzeti masuk. Saya pun ikut-ikutan masuk.
Di ruangan itu saya seketika tersadar. “Astagaa, ini kan toilet! Ya ampuunn.. Arzeti mau ke toilet, toh. Lah ini kenapa juga saya ngikuti diaa..”. Dalam hati saya ngakak sendiri. Pantesaan kenapa rombongan tadi berpisah wkwkw..
Di dalam toilet saya bingung. Nggak pengen buang air, tapi juga nggak pengen ketinggalan Arzeti. Saat itu Arzeti sedang didalam kamar kecil, sedangkan saya, berdiri mematung didepan kaca rias sambil main-mainin air di wastafel. Bingung mau ngapain..
Selama berdiri saya mempersiapkan hape. Karena didalam toilet ini nggak ada orang sama sekali, saya harus.. mau nggak mau, melakukan selfie berdua. Biarlah kalau nanti hasilnya nggak bagus, yang penting bisa satu frame sama artis haha..
Begitu Arzeti keluar dari kamar kecil, saya pura-pura benerin jilbab. Begitu Arzeti sudah selesai saya langsung tangkap momen:
“Mbak, boleh minta foto berdua?” tanya saya
“Boleeehh”
Eh mbak Arzeti mau.. dia pasrah dimintain foto berdua.
Ambil posisi. Klik. Jebrettt!!!!
Yes.. yess.. berhasil!!
“Makasih, Mbak Arzeti…”
Beugh, leganya hati ini.
Dengan membawa foto selfie saya langsung berlari ke lokasi acara setelah lebih dulu bertanya pada satpam.
Di dalam ruangan acaranya memang belum mulai, tapi hati saya mencelos, maunya buru-buru pulang. Mungkin karena efek foto selfie tadi kali ya.. merasa keinginan saya sudah terpenuhi haha..
Dengan sumringah saya pamerkan foto itu ke Bu Tatit dan Dila yang sudah datang duluan. “Yess aku habis selfie sama Arzeti!”
“Dimana selfie sama Arzeti?” tanya mereka mupeng.
“Ehhmm di toilet!”
Huahahaha….
Sebenarnya saya sudah punya beberapa koleksi foto sama orang terkenal. Tapi semuanya tidak selfie. Yang paling berkesan ya sama Arzeti ini, perjuangan mendapatkan foto berdua benar-benar memalukan! Hasilnya? lumayanlah bisa dipamerkan ke teman-teman hihi..
Pelajaran berharga yang saya dapat setelah bertemu dan berdekatan dengan orang terkenal adalah mereka itu sama halnya dengan manusia biasa. Sama seperti kita-kita. Yang menjadikan mereka tampak hebat adalah karena kita terlalu silau memandang layar televisi. Kita terlalu silau melihat kehebatan mereka sehingga tidak tersadari bahwa sebenarnya kita sendiri sebenarnya orang hebat.
Job review.. Job review.. dan Job review…
Bahas job review memang tiada habisnya. Ngomongin job review seperti ibu-ibu yang haus diskonan belanja. Apapun bentuk job review, seolah seperti menemukan tas LV original yang diobral dengan harga seratus ribu rupiah.
Nyatanya ada saja daya tarik yang timbul dari bahasan mengenai job review sehingga membuat mata mendelik serta berbinar-binar. Apalagi kalau bukan karena efek gelembung-gelembung mata uang yang dihasilkannya. Sekalipun mulanya sebuah hobi, namun jika pembahasan beralih ke sesuatu yang mengandung bayaran pastinya akan memiliki efek dahsyat. Bahkan sampai membuat jantung berdebar-debar. Siapa nolak bila dari sekedar hobi kemudian mendapat penghasilan. Itulah yang ditunggu-tunggu sekarang hehe..
Di mata saya, mendapat job review ibarat seorang blogger yang dikontrak menjadi bintang iklan dimana tugasnya menyebarkan edukasi produk kepada khayalak.
Yang diharapkan dari edukasi tersebut adalah produk yang dikampanyekan dapat diketahui masyarakat, dipahami, serta memicu masyarakat menggunakan produk tersebut. Agar edukasi produk dapat diterima oleh pembaca blog, cara paling efektif adalah membungkus artikel secara halus dan apa adanya. Sebisa mungkin blogger membalut artikel job review dengan menciptakan momen yang didalamnya menyisipkan produk yang diiklankan tersebut.
Sebagai blogger yang terbiasa menulis di media sosial, kadang-kadang secara tak sengaja menulis atau mengulas sebuah produk. Meski mulanya tidak berniat ngiklan namun hal itu sedikit banyak memicu advertiser memanfaatkan blog sebagai media promosi, dan blogger sebagai promotor. Apalagi saat ini banyak masyarakat yang memaanfatkan internet sebagai tempat mencari informasi.
Percaya atau tidak, job pertama kali yang saya kerjakan nilainya $2. Waktu itu kurs rupiah tak setinggi sekarang, yang mencapai angka Rp. 13.000,-, kurs yang saya dapat saat itu nilai tukarnya tak lebih dari Rp. 10.000,-, yang jika dirupiahkan hasilnya sebesar Rp. 20.000!
Apakah saya menyesal?
Tidak!
Malah saya menerimanya dengan bangga. Bukan soal uang yang saya lihat, tetapi kepercayaan advertiser terhadap blog saya sehingga mengajak kerjasama. Yang saya yakini saat itu adalah ternyata memang benar, bahwa blog dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Hal ini juga semata-mata saya kerjakan demi menjadi blogger profesional yang berkomitmen agar rajin update postingan.
Semakin menyelami dunia blogger secara perlahan saya semakin memahami seluk beluk seputar job review. Sependek pengetahuan saya, ada beberapa macam job review yang selama ini beredar. Antara lain:
1. Job review produk
Sesuai judulnya, job review produk memang mengharuskan seorang blogger untuk mereview sebuah produk. Misalnya produk perlengkapan rumah.
Penulisan review seperti ini bisa berdasar pengalaman atau tidak. Jika seorang blogger belum pernah mengalami, langkah yang dikerjakan minimal harus mengetahui produk yang akan ditulisnya. Caranya bisa dengan membaca referensi seputar produk melalui bermacam media.
Namun ada advertiser yang meminta blogger harus mencoba produknya lebih dahulu lalu diulas dalam tulisannya. Biasanya advertiser seperti ini akan memfasilitasi blogger dengan memberikan sample produk terlebih dahulu. Biasanya fee job review produk nilainya terbilang besar. Minimal diatas Rp. 500.000,-. Beberapa agensi bahkan mematok nilai minimal Rp. 1.000.000,-! Woww banget, yaa hehe… lumayan juga tuh buat nambah-nambah membeli barang Kebutuhan Keluarga 😀
2. Job review backlink
Job review backlink seperti yang saya tau adalah tulisan review di blog yang hanya dikhususkan sebagai tempat menitip link saja. Biasanya ada 2 sampai 3 link dengan kata kunci tertentu yang wajib disematkan dalam tulisan.
Untuk job review backlink ini biasanya advertiser terkesan pilih-pilih blog. Tidak semua blog bisa diterima, mereka akan memilah blog berdasarkan kustom domain, angka alexa, atau angka domain authority.
Khusus job review backlink ini kualitas pemahaman produk tidak begitu diperhatikan, asalkan tidak copas, dan seluruh kata kunci dan link yang dipasang benar, maka tulisan itu akan lolos. Fee yang didapat untuk job review backlink ini rata-rata berkisar antara Rp. 100.000 hingga Rp. 300.000,-.
3. Job review artikel
Job review artikel merupakan penugasan bagi mereka yang ingin menulis artikel berbayar. Tidak peduli artikel itu nanti diposting atau hanya disetor kepada pemberi job, namun pembuat review artikel harus menulis sesuai kata kunci yang diberikan oleh sang pemberi job.
Untuk job seperti ini fee yang patok relatif murah, sebagai jasa penulisan artikel patokan tarifnya antara Rp. 8.000,- hingga Rp. 10.000,- dengan panjang tulisan antara 300-500 kata.
Yang membuat job ini menarik adalah pesanan review yang diberikan tidak 1 atau 2 artikel, tetapi minimal 10 artikel sekaligus dengan tenggat waktu yang di sesuaikan perjanjian kedua belah pihak.
Sebagai blogger sendiri tentunya akan lebih menarik jika menerima job review produk. Selain bayarannya lebih tinggi, cara menulisnya pun lebih bertanggung jawab. Iya dong, dibayar tinggi kalau nulisnya asal-asalan bisa-bisa advertiser kecewa. Namun penulisan bagus juga tidak harus mem-baik-baikkan produk dengan menuliskan review yang berisi kebaikan produknya saja, akan tetapi bagaimana mengulas produk dengan gaya bahasa apa adanya namun tampak menarik dibaca.
Laaluuu.. bagaimana agar blog kita dibayar dan mendapatkan pendapatan dari job review?
Terus terang mendapat job review memang tidak mudah. Bisa dibilang dapat job review adalah karena SAP alias Sesuai Amal Perbuatan hehe.. iya lho, saya beberapa kali mengalami hal begitu. Kalau ditunggu-tunggu job review nggak datang-datang. Tapi kalau diharap, eh tiba-tiba mak bedunduk, datang secara tiba-tiba.
Namun ada beberapa catatan yang dapat saya simpulkan bagaimana caranya agar blogger bisa mendapat job review:
4. Job Afiliasi
Dari sekian pilihan pekerjaan, job afiliasi lah yang paling disukai oleh blogger profesional. Beberapa blogger yang saya kenal, mereka hidup dari hasil promosi iklan. Yang menarik dari program afiliasi adalah ketika blogger review sibuk megejar dateline tulisan, para pemain CPA marketing justru bersantai ria. Yap, karena konten mereka sifatnya awet dan sudah memiliki pengunjung setia.
Cara kerja afiliasi sangat gampang. Tugas blogger hanya membuat ulasan sederhana, dan ketika ada pengunjung tertarik membeli produk tersebut, blogger otomatis mendapatkan komisi. Asiknya bermain afiliasi adalah blogger bebas mengatur strategi untuk mengejar pundi rupiah sebanyak mungkin tanpa terikat dengan agency atau brand. Semakin banyak pengunjung blog, kesempatan mendapatkan komisi semakin banyak
Salah satu program affiliate marketing yang menarik diikuti adalah dr.Cash, sebuah platform CPA (Cost Per Action) terbesar di dunia dengan pasar produk kesehatan dan kecantikan.
Untuk memulainya, blogger dapat mengulas beberapa produk yang cocok kemudian dipromosikan di blognya. Ada 2402 produk yang ditawarkan dengan 46 kategori pilihan. Dan untuk pembayaran komisinya, dr.Cash akan mengirim melaui akun PayPal atau Paxum ketika komisi telah terkumpul minimal sebanyak $50
Dari sekian bahasan job review yang lebih penting dari segalanya adalah berdoa kepada Tuhan dan meniatkan ngeblog sebagai ajang menuangkan inspirasi. Jika ngeblog hanya dijadikan sebagai tempat berburu rupiah saya yakin postingan yang ditulis tidak akan memiliki bobot, sebab yang ada dipikiran kita hanya job, job dan job. Yakinlah bahwa rejeki sudah ada yang ngatur, jadi dibuat santai saja dan selalu berpikir positif.
Agar job review segera mampir diblog kita, maka tak ada cara lain yang bisa diharapkan selain rajin dan giat memperbanyak postingan. Keep blogging 🙂
Judulnya ruwet yak, kalau pusing baca judulnya, saran saya jangan dibaca. Daripada tambah ruwet mending baca langsung Buku Bergumul dengan Gus Mul!
Sebenarnya, saya menulis buku ini tujuannya ingin berbagi cerita kehidupan saya, yang menurut banyak orang selalu kelihatan susah, padahal saya sih bahagia-bahagia saja. Kadang, malah sebaliknya. Kalau kata orang Jawa, urip pancen wang-sinawang.
Lalu, banyak yang bilang bahwa bahagia itu bisa berawal dari hal yang sederhana dan sepele. Lha, memang iya. Saya bisa mendapatkan kebahagiaan itu dari orang-orang di sekitar saya, seperti keluarga, tetangga, dan juga kawan bermain. Mereka selalu membuat hati saya bahagia. Walaupun dibalik kebahagiaan hidup itu, masih ada stempel yang melekat pada saya, bahkan awet sekali: Jomblo (sabar yo, Le)
Jomblo, akhir-akhir ini semakin gencar saja. Apalagi ada tambahan kehadiran Agus Mulyadi atau Gus Mul yang secara vulgar menyatakan kejombloannya melalui blog pribadi yang kemudian bertransformasi menjadi sebuah buku. Buku yang pertama, Jomblo hapal Pancasila, dan yang kedua, yang baru diluncurkan bulan Februari 2015, judulnya Bergumul dengan Gusmul.
Nyatanya kehadiran buku seputar jomblo tak membuat para singgelers di seluruh dunia protes atau marah, mereka bahkan seperti menemui oase dan semakin bangga bahwa sebenarnya masih banyak stock jomblo di dunia ini hehe…
Walau bukan dari kalangan jomblo (setidaknya saya ingin menyatakan kepada khalayak bahwa saya Alhamdulillah dilahirkan ke dunia menemukan pasangan lebih dulu sebelum para jomblo-jomblo itu :D), nyatanya saya teramat penasaran membaca buku Bergumul dengan Gusmul. Entah karena judulnya yang ‘ngawe-awe’, atau karena fotonya Gus Mul yang nyentrik sok SKSD, atau karena warna pink cover bukunya yang girly, haha…
Saya curiga jangan-jangan editornya salah milih warna, nih, padahal diluar sana para jomblowan banting tulang berusaha mengumbar warna biru ditubuhnya agar terlihat maskulin dihadapan para jomblowati. Lha kok malah melawan arus!
Saya menyadari buku Bergumul dengan Gusmul terbitnya bulan Februari, yang.. yang katanya bulan bagi-bagi ‘gula jawa’ sedunia *lagi gak punya coklat, coklat mahal, sekilo 200 rebu! Gantinya gulo jowo ae.. :D*. Mungkin juga karena penulis dan pembuat desain cover buku ini sedang kasmaran jadi dibuatlah warna pink *kecurigaan tak beralasan* haha..
Etapi, ngomong-ngomong warna pinknya cantik lho.. seperti.. seperti bajunya Raja Jalal hihi.. melirik warnanya saja langsung bikin perasaan ingin mengoleksi orangnya, eh, bukan ding, mengoleksi bukunya *twink-twink*
Buku Bergumul dengan Gusmul berisi banyak kisah-kisah sederhana yang sering muncul di sekitar. Terdiri dari 39 bab yang semuanya hampir sukses membuat saya tak berhenti tertawa. Ada hikmah, intrik, kekuasaan, dan pengorbanan… mirip seperti kisah cinta raja Jalal kalau sedang sakau memikirkan ratu Jodha *eaa kok larinya ke raja Jalal lagi…
Jadi sebenarnya di Buku Bergumul dengan Gusmul ini pembaca diajak mengenal teman-teman Gusmul yang doyan nge-ciu, orangtua dan saudara Gusmul yang jowo tulen, serta cerita kearifan lokal yang lumrah terjadi di kampung.
Ada salah satu obrolan ngakak yang membuat saya tidak bisa berhenti tertawa. Obrolan ini terjadi antara Bapak dan Emaknya Gus Mul dihalaman 32:
“Pak, mbok KTPne digoleki meneh yo, lha iki nang fotokopian’e, fotoku ora patio cetho, Je”
(Pak, mbok KTPnya dicari lagi, lha ini di fotokopiannya, foto saya nggak begitu jelas) kata Emaknya Gus Mul ketika sibuk mencari KTP yang tersesat nyimpannya.
Dijawab sama Bapaknya: “Halah, kowe ki rasah ramin, Bu, lha wong rupamu ki ket biyen cen wes ra cetho, kok!” (Halah, kamu nggak usah ribut, Bu, lha wong wajahmu sejak dulu memang sudah nggak jelas, kok)
Glodhak!!!
Siapa yang nggak ngakak baca jawaban begitu. Bagi orang yang ngerti bahasa Jawa, jawaban Bapaknya Gus Mul ini tergolong koplak. Guyonan ini sukses membuat saya tertawa sampai nangis-nangis.
Ini masih nemu satu bab, padahal dibab lainnya, masih banyak lontaran-lontaran makjleb khas Gus Mul yang selalu menjebak di bagian penutupnya.
Dari banyak buku humor yang saya baca, baru nemu tulisan yang menurut saya anti mainstream. Bahasa Indonesia berpadu logat Jawa membuat saya kangen reuni dengan teman-teman sekolah yang kekoplakannya persis seperti tulisan Gus Mul yang tingkat humornya diatas rata-rata. Celetukannya natural, khas naluriah orang Jawa kalau sedang njagong.
Bagi yang sedang haus kasih sayang hiburan, buku Bergumul dengan GusMul layak jadi teman pergumulan. Bagi yang sedih, patah hati, kangen orangtua, dikecewakan sahabat, baca deh buku ini, dijamin selesai baca buku ini tingkat keromantisan teman-teman akan bertambah, minimal seromantis warna covernya.. ihik-ihik 😀
Beberapa hari lalu ada teman mengajak saya membeli HP di Plasa Marina. Sebut saja namanya Mawar. Nama panjangnya Mawar Bukan Nama Sebenarnya 😀
Ajakan Mawar ini bukan yang pertama kalinya, saya masih ingat betul 5 bulan yang lalu Mawar mengajak saya membeli HP baru. Ketika saya tanya HP yang lama kemana, dia bilang ‘jebol’. Ih, geje banget si Mawar, masa HP bagus bisa jebol.
Saya heran dengan teman satu ini, tiap kali mau beli HP baru selalu minta bimbingan konseling dulu. Sudah begitu pakai acara nyulik saya diajak ke toko HP segala. Kirain saya mau dibeliin juga ternyata cuma disuruh milihin buat dia. Kalau begini sih, hubungan kita cukup koncoan ae, Je.. 😛
Sebenarnya saya nggak keberatan di ajak nge-Mall, karena saya sendiri juga hobi keluar masuk toko. Apalagi blusukannya ke toko Mall IT dan handphone. Dengan begitu secara diam-diam saya bisa tetap tetap informasi seputar teknologi, fitur, spesifikasi juga harga ponsel terbaru serta produk apa yang sedang booming. Kadang-kadang kalau lagi pengen lihat HP saya kerap nongkrongin stand HP walaupun nggak beli. Sampai-sampai pegawainya hapal sama saya. Untungnya mereka baik, dan menganggap saya seperti teman, jadi kalau saya tanya-tanya type dan harga, mereka dengan senang hati memberikan info. Malahan kalau lagi baik mereka akan menunjukkan pricelist pada saya. Makasih Mbak Isaac Cell hehe…
Sepengamatan saya, fitur smartphone masih dianggap sebagai patokan orang ketika akan membeli smartphone. Persis jawaban si Mawar ketika saya tanya ingin beli HP yang seperti apa. Padahal menurut saya, menurut saya lho ya, fitur smartphone hanya sebagai penunjang saja. Memang fitur sangatlah penting, tapi yang lebih penting lagi adalah kemampuan teknologi yang dibenamkan dalam smartphone tersebut. Sayangnya kecanggihan fitur masih menjadi daya tarik utama pembeli saat memilih smartphone.
Sah-sah saja aja kalau mereka memilih fitur, namun jangan juga melupakan detail teknologi yang dibangun dalam smartphone tersebut, seperti Processor, misalnya. Processor adalah ‘Ibu’ yang menjalankan semua tugas fitur. Processor ini juga yang berfungsi sebagai menyeimbang spesifikasi. Kalau kinerja Processornya jongkok, bisa-bisa smartphone kita jadi ikut ndlosor karena tak bisa mengimbangi banyaknya fitur, akibatnya smartphone jadi lelet, kinerja grafis nggak maksimal, baterai jadi boros, dan yang lebih fatal lagi, smartphone kita jebol lalu mati total. Sama seperti yang dialami Mawar Bukan Nama Sebenarnya, teman saya ini.
Dari hasil investigasi saya selama nongkrong di Isaac Cell, saya mendapat pengetahuan baru seputar Processor untuk mobile phone. Saat ini teknologi otak ponsel yang sedang ngetrend digunakan adalah chipset Snapdragon. Chipset Snapdragon dikeluarkan oleh Qualcomm, yakni sebuah industri teknologi mobile dan nirkabel yang berpengalaman selama 29 tahun melakukan pengembangan dan riset untuk peningkatan kemampuan sebuah smartphone dan tablet. Quallcomm berinovasi secara lintas vector dan berupaya menjadi perusahaan mobile secara menyeluruh.
Dipercaya sebagai processor yang tahan banting, kinerja Snapdragon juga sangat mumpuni untuk kelas mobile phone. Saat ini mayoritas produsen gadget di dunia telah membenamkan produknya dengan Processor Qualcomm Snapdragon.
Selain unggul dalam bidang komunikasi nirkabel, penentuan lokasi, pemrosesan suara dan multimedia, saat ini Quallcomm telah berinovasi mengembangkan teknologi mobile yang terintegrasi di bidang otomotif, kesehatan, ritel, pendidikan, dan energy.
Dalam bidang teknologi mobile, Qualcomm Snapdragon telah menjadi pioner kecanggihan smartphone. Yang sudah dilakukan selama ini Snapdragon menjadi inovator Processor 1GHz yang pertama kalinya, lalu berturut-turut menciptakan lahirnya 3G dan 4G, modem dengan kecepatan 150Mbps LTE-Advanced, dan yang terbaru hadirnya Snapdragon 805 yang mendukung system-wide pertama Ultra HD.
“Menurutmu, aku harus beli HP apa ya?” bisik Mawar pada saya saat saya ngobrol di Isaac Cell.
“Sebaiknya kita tanya spesifikasinya dulu. Cari-cari spek yang mumpuni dan fiturnya yang bagus. Tadi kan kita dikasih tau kalau smartphone Qualcomm berchipset Snapdragon diyakini bakal tahan banting, itu juga bisa dijadikan pilihan. Beli sih gampang, yang penting berai bayar..” jawab saya ketap-ketip.
Setelah diskusi panjang kali lebar, Mawar memutuskan membeli Oppo N3. Ponsel Oppo N3 telah dibekali kecanggihan fitur dan kemapanan spesifikasi. Sekilas tadi saya lihat kameranya sangat menawan, bisa diputar dan dipakai buat selfie. Hasilnya, Woww setajam silet, boook!! Jelas aja lha wong kandungan resolusi kameranya 16 Mega Pixel!
Performa Oppo N3 tak diragukan lagi, menggunakan Processor Quad Core 2,3 Ghz Krait 400 berchipset Qualcomm Snapdragon 801 dan diimbangi pula dengan memory 2 GB serta grafis Adreno 330.
Yang membuat Oppo N3 sangat spesial adalah kapasitas ruang penyimpanan internal sebesar 32 GB, daya baterainya 3000mAH dan sudah menggunakan OS Android ver. 4.4 Kitkat. Untuk fitur konektivitasnya pun juga nggak setengah-setengah, Oppo N3 sudah di dukung jaringan 3G serta 4G LTE. Ponsel ini juga dilengkapi dengan GPS, Wifi, dan Bluetooh.
Dengan kapasitas yang serba longgar ini telah diyakini bahwa kombinasi Oppo N3 dan Qualcomm Snapdragon 801 dapat menampung video sebanyak 4K, auto focus kamera lebih cepat, dan beragam aksi multimedia; video dan musik dapat menghasilkan suara sejernih bioskop. Ckckck!..
Woow-woww.. tak menyangka kalau kecanggihan teknologi sudah semaju ini. Meski tadi hanya bisa memegang punya teman, saya berharap semoga suatu saat nanti bisa memiliki smartphone Oppo N3 sendiri. Untuk saat ini saya berharap semoga Yang Mulia Raja Jalal tidak jadi menikah bersama Atifah. Kalau jadi menikah, duh bahayaaa, jatah bulanan para ratu bakalan berkuraaang.. Pliis Yang Mulia, batalkan pernikahanmu itu, batalkaann…. aku mohooon.. agar aku bisa membeli smartphone baru…