Pesugihan Tuyul

Pesugihan Tuyul

Pesugihan Tuyul ternyata ada beneran, lho!

Sering saya dengar pesugihan tuyul. Konon Tuyul sukanya ambil duit orang. Saat SD dulu saya dan teman-teman kerap menggunjing kebiasaan setan gundul ini. Tak jarang kalau ada teman yang kepalanya plontos, kami olok-olok seperti Tuyul. Ataauu.. ketika tiba-tiba di kelas ada yang kehilangan sesuatu, kami langsung menuduh bahwa Tuyul-lah yang mengambilnya..

Tuyul sebetulnya setan, bukan sih?

Sabtu kemarin saya liburan ke rumah Kakak di Kediri. Tepatnya Kecamatan Ngadiluwih. Saya tiba tepat jam 12 malam, berbarengan dengan bunyi lonceng Cinderella pulang pesta. Setiba di rumah, kami tidak langsung tidur, tapi ngobrol-ngobrol dulu melepas kangen. Di tengah-tengah obrolan, Mas saya, si tuan rumah, menyebut-nyebut nama Tuyul. Seketika jiwa kepo saya muncul!

Mulanya Mas saya cerita kalau di desa situasi selama ini selalu aman. Walaupun tengah malam nyimpen sepeda motor di luar rumah, pun, ngga ada maling yang mau mencuri. Hingga kemudian Mas saya bilang, “Yang belum bisa dilakukan warga di sini adalah mengusir tuyul!”

Hari gini ada Tuyul???

Sebenarnya obrolan Tuyul ini biasa. Waktu nyebut-nyebut Tuyul, nada suara Mas saya juga biasa aja. Tapi karena saya ingin menggali lebih dalam, obrolan akhirnya berbelok membahas tentang Tuyul 😀

Intinya, beberapa Minggu terakhir, warga tempat Mas saya tinggal sedang di landa teror Tuyul. Duit 50 ribu dan 100 ribu, posisinya jadi incaran Tuyul. Kalau mau aman nyimpen duit cash di rumah, nominalnya kudu di bawah itu. Uang recehan malah lebih baik. Atau, kalau mau lebih aman lagi, uangnya disimpan aja di ATM.

Banyak warga sudah jadi korban si Tuyul. Ada tetangga Mas saya yang berjualan di pasar, tiap bawa pulang uang selalu nilainya kurang. Padahal waktu diitung pertama kali, jumlahnya pas.

Begitu juga ketika malam tetangganya menyimpan dompet di saku celana, begitu dilihat pagi-pagi, uangnya telah raib saat ditinggal tidur.

Ada pula pengalaman tamu yang datang dirumah. Sudah dibilang, kalau nyimpen uang jangan di tas, rupanya si tamu penasaran, apa iya beneran ada Tuyul. Karena penasaran, si tamu melakukan uji coba dengan menaruh uang 50 ribu. Keesokannya, duit 50 ribu-nya ilang beneran..

Pengalaman kehilangan uang beberapa kali dialami Mas dan Mbak Ipar saya di rumah. Untuk antisipasi mereka jarang memegang uang cash.
PR besar Mas saya saat ini adalah, tiap ada tamu ke rumah, mengingatkan agar hati-hati menyimpan uang. Masalahnya si Tuyul ini gampang mencium aroma duit. Bukan mau nuduh si Tuyul, tapi Mas saya juga gak mau kalau tamu di rumahnya heboh kehilangan uang. Bisa-bisa tuan rumah yang malah kena tuduh.

Cara menghindari gangguan Tuyul sudah dilakukan berkali-kali, seperti menaburi rumah dengan garam, pakai jimat bawang, menyimpan kaca di dompet, hingga memasukkan uang ke dalam mushaf AlQuran. Tetap saja nggak mempan!

Kemudian saya tanya, berarti ini nanti saya harus tidur sambil menggenggam duit?
“Iya!” jawab Mas saya mantab.

Jadi gini, cara kerja Tuyul adalah mengambil duit yang ditinggal pemiliknya. Misalnya di dompet, di tas, di saku celana, di dompet yang disimpan di lemari, dimana pemiliknya sedang mandi, tidur masak, maka Tuyul mulai beraksi. Gak harus malam hari, sore pun Tuyul akan beraksi. Bahkan ketika mau mandi, Mbak ipar saya selalu menitipkan duitnya ke orang yang dipercaya. Di bawa ke kamar mandi, pun, uang juga bisa raib tiba-tiba, lho!

Pokoknya duit harus selalu ada di badan. Di saku, digenggam, di masukkan dalam bra, yang penting gak di tinggal di dalam lemari.

Yang jadi pertanyaan saya selanjutnya adalah, siapa pemilik Tuyul sebenarnya? Masak, sih, di antara warga desa gak ada yang berani buka mulut?

Mas saya jawabnya santai, “Sebenarnya warga sudah tau, tapi bagaimana membuktikannya. Yang bisa dilakukan hanyalah Suudzon..” sambil terbahak.

Yaaah, saya mengerti bagaimana susahnya membuktikan perlakuan biadab makhluk halus seperti Tuyul. Sang pemilik Tuyul tentu lebih jeli mengatur siasat gerilya agar Tuyul peliharannya bisa pulang membawa hasil.

Keesokan hari, Alhamdulillah uang saya tak berkurang. Sengaja gak saya itung, sih, supaya seandainya kehilangan gak merasa sakitnya tuh disini. Wong ya saya sendiri gak ngitung berapa uang cash yang saya bawa hihi..

Ternyata ‘kenakalan’ Tuyul itu memang ada beneran, ya. Meski sudah jaman internet yang keberadaan alamat aja bisa di deteksi pakai aplikasi maps, pesugihan dengan pelihara Tuyul masih saja merajalela. Semoga kita semua dihindarkan dari ini semua, Naudzubillahimindzaliik..

Uhm, Se-canggih-canggihnya Mbah Google, lebih canggih Mbah Dukun untuk urusan pesugihan tuyul hihi.. *ngapunten lho, Mbah..* 😀

You Might Also Like

5 Comments

  1. selin

    waaah… ke kediri kok ndak mampir.. hehe
    di pasar juga banyak tuyul mbak… pokoknya uang harus melekat di badan, kalau perlu di lem. hehe

  2. tyas

    ya memang ada soalnya ada yang anggap ilmu gituan itu bener baik itu putih dan hitam kan biar gimanapun kerjasama dengan jin dilarang
    @guru5seni8

  3. eiz maharani

    seriusan mba? masih ada tuyul jaman sekarang? waduh.. mau hati2 kalo simpan uang. selembar dua lembar 50rb or 100rb kan lumayan ya mba

  4. Sie-thi nurjanah

    Heran..sama yg masih melakukan hal mistik semacam itu. Selain merugikan orang lain, pun telah berbuat syirik dosa yg tak terampuni. Naudzubillah…

    @siethi_nurjanah

  5. Adi AG engkong nya Ica

    konon kata nya benda itu ada.., duapuluh lima taon lampau saya pernah hidup di magetan selama lima taon….., tinggal di komplex perumahan elite, banyak berteman dengan orang penting..,karena saya di pentingkan untuk membangun semua jalan di kabupaten magetan… dan ada juga kenal pengusaha / toko megah pada masa itu. nah perkenalan dengan pengusaha tsb berawal ngobrol masalah komputer, sering diskusi masalah peripheral baru komputer.., program anyar ter masuk os windows95.., kala itu baru di rilis. saya kenal baik dengan suami istri toko terkenal dan terbesar itu, karena sama sama background pendidikan Tehnik Sipil. sering datang ngobrol ( disebelah nya ada restoran dan toko roti yang wenak tenan .., jadi sebelum beli roti di sempatkan ngobrol dulu di toko rekan ini ).., disamping tempat uang / kas nya.., di geletakin beberapa lembaran limarebuan ( kala itu limapuluh rebu dan ratusan rebu belon ada ).., penasaran saya tanya kenapa uang nya di taruh di luar.., nggak masuk laci..?, ah tak pernah dapat jawaban, hanya senyum saja. yah sudah saya nggak tanya tanya lagi, mungkin beliau lupa nyimpan ke laci nya. lama tak berkunjung, karena kesibukan harus mondar mandir kediri, surabaya, jakarta dan keliling berbagai kabupaten di jatim.., tanpa ada pertanyaan dan mebicarakan kemajuan usaha sobat saya itu.., lha gandengan mbak yuni itu ( kala itu masih jomblo deh ).., cerita bahwa toko tsb selalu didatangi tuyul.., jadi agar nggak nyolong banyak di laci.., selalu disediakan di luar.., hayo mbak yuni please tanyakan deh kisah tuyul itu agar nambah bingung……

Leave a Reply