Piknik

Sueger Camp 2018 gerakkan 15 Blogger ‘Nasional’ kunjungi 6 Destinasi Wisata Jember

Apa yang teman-teman tau tentang Jember? Ternyata kota yang terkenal dengan kota santri ini memiliki banyak sekali potensi wisata. Salah satunya adalah Taman Botani Sukorambi. Di kota ini juga terdapat BIN Cigar dengan tembakau yang berkualitas di dunia.

Kalau kalian hanya tau bahwa di Jember punya Jember Fashion Carnival, maka kamu harus mencari tau lebih banyak lagi seputar kota Jember.

Sebagai orang Jawa Timur, saya pun tidak begitu update potensi yang ada di Jember. Taunya cuman Pantai Papuma. Itupun masih salah menyebut kepanjangannya. Bukan Pantai Pulau Merah, tetapi Pasir Putih Malikan! Hahaha..

Butuh waktu 3 hari untuk saya diberi kesempatan mengeksplor destinasi wisata Jember. Bersama 14 peserta Sueger Camp 2018, kami diajak mengupas segala sudut kota Jember.

Baiklah, saya cerita dulu, ya, tentang Sueger Camp 2018.

 

Sueger Camp 2018 gerakkan 15 Blogger ‘Nasional’ mengunjungi 6 Destinasi Wisata Jember

 

Sueger Camp 2018 diselenggarakan oleh Blogger Jember Sueger selama 3 hari, yakni tanggal 31 Agustus 2018 hingga 2 September 2018.

Acara yang dibalut serupa fam trip ini mengumpulkan sebanyak 15 blogger. Mereka datang dari berbagai daerah, antara lain Sukabumi, Bandung, Jakarta, Kendal, Bojonegoro, Surabaya, hingga Sumenep.

Selama 3 hari trip, kami mengunjungi berbagai destinasi, seperti BIN Cigar, Museum Tembakau, Pantai Papuma, dan Puslit Kakao. Menariknya selain bermalam di Hotel Lestari yang merupakan 1 dari 3 hotel tertua di Jember, kami juga nge-Camp di Taman Botani Sukorambi menggunakan jasa Repri, Tempat Penyewaan Alat Camping di Jember.

Fam Trip Sueger Camp Hari 1

Staycation Hotel Lestari sambil bermain ke Museum Huruf

31 Agustus 2018, kurang lebih jam 9.30, saya tiba di Stasiun Jember. Tanpa janjian lebih dulu, saya langsung bertemu dengan teman-teman blogger yang juga baru turun dari KA Probowangi. Selanjutnya kami memulai kegiatan dengan sarapan bersama-sama di Warung Nasi Gudeg Jember Lumintu.

Karena jam sudah mendekati waktunya Sholat Jumat, saya dan teman-teman merebahkan badan sejenak di Hotel Lestari.

Hotel Lestari berada di jalan Gajahmada no. 233, Jember. Hotel yang nyaman dengan ruang kamar sederhana. Selain televisi dan AC, yang unik dari kamar mandi hotel ini adalah ruangan kamar mandi yang memiliki penyekat setengah badan, khas kamar mandi model lama. Meski begitu terdapat shower untuk air panas dan dingin. Saya kebagian kamar 306 yang di luarnya terdapat beranda dan sepasang kursi santai.

Fam Trip hari pertama jadwalnya belum begitu padat sehingga saya bebas leyeh-leyeh di kamar sambil menikmati siaran Asian Games. Disela menanti kedatangan peserta dari Bandung dan Sumenep, saya dan teman-teman mengunjungi Museum Huruf yang ada di jalan Bengawan Solo no. 27, Jember.

Malamnya acara santai, makan-makan sambil bercengekerama dengan Bapak Tegoeh, pemilik Hotel Lestari

Fam Trip SuegerCamp Hari 2

Blusukan ke kebun Tembakau hingga BIN Cigar

Kalau tidak karena ikut Sueger Camp 2018, saya tidak akan tau bentuk daun tembakau dan bentuk dari sebuah cerutu!

Saya kira cerutu sama dengan rokok, ternyata keduanya memiliki bentuk berbeda. Sampai saya minta pada Pak Anas, pendamping yang menemani kami selama blusukan di dalam kebun tembakau, diperlihatkan gambar cerutu. Asli, ndueso tenan aku! Haha..

Di dalam kebun tembakau saya masih belum paham benar mengapa daun-daun tembakau diperlakukan istimewa. Bahkan dari cara memetiknya saja pegawainya tidak boleh asal-asalan. Katanya, daun tembakau yang boleh dipetik minimal panjanganya 35-40 cm.

Selanjutnya, kami juga diajak ke dalam gudang pengolahan untuk melihat langsung proses daun tembakau dikeringkan dengan cara disujen lalu dijemur di atap. Setelah kering daun tembakau itu dilepas dari jemuran kemudian dirapikan sedemikian rupa. Oya, selama proses itu daun tembakau tidak boleh sobek. Kalau ada yang sobek, daunnya disisihkan. Rumit, ya!

Dijelaskan pula bahwa 1 lembar daun tembakau, untuk sampai menjadi 1 glundung cerutu dipegang tangan manusia sebanyak 340-an, lho! Iya, sampai sedetail, itu..

Begitulah hingga akhirnya saya benar-benar memegang langsung bentuk sebuah cerutu di dalam ruang produksi Boss Image Nusantara (BIN) Cigar Factory. Oleh Bapak Imam kami juga dipersilakan melihat sendiri proses penggulungan cerutu hingga cara menghisapnya.

Eh, eh, ternyata harga cerutu mahal sekali, ya. Gimana nggak mahal kalau bahan 1 cerutu menghabiskan berlembar-lembar daun tembakau. Baru kali ini seumur hidup saya melihat bentuknya cerutu. Wheladalaahhh… 😀

Untuk diketahui, daun tembakau dari mulai petik pohon hingga diekspor atau diproduksi menjadi cerutu proses penyimpanannya bisa sampai 2 tahun!

Mengenal Sejarah Tembakau di Museum Tembakau

Jember sebagai kota Cerutu tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabadikan tembakau dalam sebuah museum.
Sejarah tembakau di nusantara sendiri sudah dikenal sejak tahun 1600, sebelum Belanda menduduki bangsa ini.

Kehadiran tembakau di masyarakat kita membentuk sebuah sistem sosial dan budaya yang memiliki keunikan yang menyangkut seni dan budaya.

Saya sempat bertanya kepada Pak Imam, mengapa orang harus menikmat cerutu dan di mana letak kenikmatannya, saya dapatkan jawabannya bahwa ada sensasi tersendiri ketika seseorang menikmati cerutu. Selain pasion, gaya hidup dan tentu saja gengsi.

Miniatur Gudang Pengolahan Tembakau

Di dalam Museum Tembakau, pengunjung akan diajak mengenal sejarah tembakau sekaligus sistem tanam, syarat tumbuh, dan teknik budidayanya.

Di sini pengunjung dapat melihat koleksi macam-macam jenis tembakau.

Lebih dekat dengan Alam di Taman Botani Sukorambi

Sesuai namanya, Taman Botani Sukorambi mengajak pengunjung berwisata edukasi sekaligus mengenal lebih dekat dengan flora dan fauna.

Selepas dari Museum Tembakau, seluruh peserta Sueger Camp 2018 diajak rekreasi menikmati indahnya pepohonan hijau di Taman Botani Sukorambi. Lahan wisata seluas 8 Ha ini menyuguhkan beragam spot untuk dikenalkan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Agaknya pengelola memahami permasalahan orangtua dijaman milenial ini, apalagi kalau bukan kebiasaan bermain gadget. Minimnya lahan terbuka hijau membuat anak-anak lebih asik bermain sendiri.

Mengunjungi Taman Botani Sukorambi, seluruh peserta Sueger Camp 2018 berkeliling dari spot satu ke spot yang lain, diantaranya:

Kebun Edukasi Hidroponik. Di sini terdapat ragam sayuran yang tumbuh di atas media air. Petugas akan menjelaskan cara menanam dengan sistem hidroponik

Bunny and Friends Village. Puluhan ekor kelinci-kelinci lucu membuat gemas kami. Bermacam-macam jenis kelinci dilepas secara bebas dan pengunjung dipersilakan untuk bermain atau menggendongnya

Cafe Tebing. Lelah berkeliling kebun dan kandang kelinci, saatnya menikmati makanan dan minuman di Cafe Tebing. Yang unik di cafe ini adalah pengunjung diajak duduk dan beristirahat di atas lantai kaca yang di bawahnya terdapat air mengalir hingga ke bawah tebing. Seru dan menggelitik!

Memberi Makan Ikan Koi. Selain Lobster. Taman Botani Sukorambi memiliki kolam ikan Koi. Ikan-ikan Koi di sini ada yang berukuran besar dan kecil. Konon Ikan Koi ini kerap menjuarai perlombaan ikan.

Saya sempat mencoba memberi makan Koi yang berukuran besar. Pakannya saya genggam, dan.. voilaa, tangan saya jadi rebutan ikan-ikan itu. Rasanya geli-geli gemaaas.

Kolam Renang dari Sumber Mata Air. Ada banyak sekali kolam renang di Taman Botani Sukorambi. Dari yang untuk anak-anak hingga orang dewasa. Yang menarik, air di kolam renang bebas kaporit karena menggunakan sumber dari mata air.

Bagi muslimah jangan khawatir tidak bisa berenang, karena di Taman Botani telah menyediakan kolam renang khusus muslimah. Ruangannya nyaman, dilengkapi kamar mandi, bilik ganti, dan musholla.

Area Outdoor untuk Camping dan Barbeque. Karena judul acaranya Sueger Camp 2018, maka kemarin kami diajak bermalam di dalam tenda. Di dalam tenda telah dilengkapi matras dan sleeping bag. Semua peralatan camping tersebut adalah milik Repri, Tempat Penyewaan Alat Camping Jember.

Di area outdoor ini kami juga berbequean seru bersama Bapak Febrian Kahar, owner Taman Botani Sukorambi, Dewan Komisaris Tarutama Nusantara Nusantara dan BIN Cigar. Bakar ikan, makan-makan, layaknya pesta kebun. Malam-malam di waktu santai sambil bercengkerama, kami ditemani segelas Bedhag Kopi. Kopi nikmat yang digrinding kasar.

Pagi harinya kami disuguhi sarapan maknyus dari Nyonya Ama Catering. Oya, selama perjalanan Sueger Camp 2018, kami bebas dari rasa lapar berkat ditemani oleh kue-kue dari Nyonya Ama Catering..

Fam Trip SuegerCamp Hari 3

Menikmati Birunya Pantai Papuma

Siapa, sih, yang tidak tau Tanjung Papuma Jember? Pantai yang digadang-gadang keindahannya oleh wisatawan ini makin lama makin eksotis saja.

Sudah kali kedua saya mengunjungi pantai ini. Yang kedua ini sungguh saya baru benar-benar menikmati keindahannya. Apalagi dilihat dari Siti Hinggil, sepanjang mata memandang seakan saya sedang berada di tengah-tengah lautan.

Keunikan yang ditawarkan oleh Papuma adalah Pasir Putih yang halus dan bersih. Ditambah lagi Pantai Malikan dengan karang-karang yang berdiri kokoh di sekitar pantai. Konon karang di Papuma dapat berpindah sendiri akibat benturan ombak,lho!

Untuk melihat eksotisme Pantai Malikan, pengunjung dapat naik ke Siti Hinggil dengan biaya Rp. 10.000,-.

Jika ingin menikmati suasana pantai lebih lama, Pengelola Tanjung Papuma telah menyiapkan homestay dengan rate room bervariasi.

Jangan takut kepanasan main di pantai, suasana Tanjung Papuma dipenuhi pohon rindang yang memukau! Agar mantainya asik, saran saya datang waktu pagi hari dan sore hari, siang harinya manfaatkan buat minum es degan dan makan ikan bakar, enaakkkk!

Puslit Kakao Jember, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao satu-satunya di Indonesia

Siapa yang suka ngopi dan suka ngemil cokelat? Siapa saja itu kalian wajib datang ke mari!

Awalnya Puslit Kakao tidak dibuka untuk umum karena sifatnya memang sebagai tempat penelitian. Namun Program Nawacita Bapak Presiden-lah yang akhirnya membuka Puslit Kakao menjadi CCSTP (Coffee and Cocoa Science Techno Park), yaitu kawasan wisata edukasi. Destinasi wisata CCST meliputi Diseminasi hasil penelitian dan pengembangan teknologi kopi dan kakao, Tour Kebun, Workshop rekayasa alat dan mesin pengolahan kopi dan kakao, serta Pabrik Pengolahan Hulu-Hilir Kopi danKakao berstandar SNI dan ramah lingkungan.

Ketika kami datang ke Puslit Kakao, pengunjung nampak ramai. Betapa masyarakat Indonesia kita ini haus akan edukasi. sementara dalam kehidupan sehari-hari, kopi dan cokelat adalah bahan makanan dan minuman difavoritkan.

Saat datang, kami disambut dengan sangat baik oleh Pak Didik. Sambil keliling kebun, kami diberi penjelasan secara detail seputar Kakao dan Kopi.

Dijelaskan bahwa Puslit Kakao Jember menjadi Pusat Unggulan Iptek untuk Kakao pada tahun 2012. Sedangkan tahun 2013 Kopi menjadi Pusat Unggulan Iptek. Selanjutnya tahun 2014, Kopi dan Kakao menjadi Pusat Unggulan Iptek. Untuk itulah pada tanggal 20 Mei 2016, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof. H.M. Nasir meresmikan CCSTP.

95% bahan kopi dan kakao kita berasal dari Jember, lho! Dan tau nggak, ternyata cokelat bisa juga dimanfaatkan menjadi sabun. Ih, kayak apa, ya, mandi pakai sabun coklet..

Saat di Puslit Kakao kami berkeliling kebun kakao dan kopi sekaligus melihat langsung proses produksi coklat hingga menjadi sebuah makanan dan minuman.

Prosesnya lumayan panjang. Dari mulai buah coklat dikupas, lalu dilakukan penggilingan. Coklat yang sudah digiling melalui proses pengempan dan pencampuran lalu penghalusan hingga jadilah coklat yang bisa dicetak. Seperti misalnya produk Cokelat Edamame dari Fondre oleh-oleh Jember

Selesai mengunjungi Puslit Kakao, akhirnya selesai sudah acara Fam Trip Blogger Camp 2018 oleh Blogger Jember Sueger. Tapi sebelumnya, kami diajak makan siang dulu di Warung Kembang..

Sambil menikmati live music, terdapat hidangan nikmat seperti minuman sinom dan beras kencur, juga ada camilan pisang nugget. Tidak ketinggalan edamame. Untuk makanan beratnya rata-rata menyuguhkan makanan tradisonal racikan khas di rumah sendiri.

Sebagai penutup saya sampaikan terima kasih banyak kepada Blogger Jember Sueger sebagai penyelenggara Blogger Camp 2018. Juga kepada Bapak dan Ibu yang mendampingi kami selama kunjungan destinasi. Semoga acara ini menjadikan Jember sebagai kota wisata yang layak dikunjungi.

Blogger Jember, Suegeerrrrr…..!!

15 Comments

Leave a Reply to Hadi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *