blogger
Cerita Yuni

Mbak, Blogger? Masukkan saya di blognya, Mbak!

Mbak, Blogger? Masukkan saya di blognya, Mbak!

Sebuah permintaan yang sedikit susah saya mengerti, dan bingung harus dijawab dengan kalimat apa.
Maksud saya; siapa dia, profesinya apa, sudut bagian mana yang bisa diangkat di dalam blog, setidaknya harus jelas.

Contoh saja Ia seorang pebisnis kebaya yang sukses dengan usahanya dimulai dari nol. Sebelumnya Ia jualan secara offline di pasar tradisional, sekarang produknya terpajang mentereng di halaman kebaya modern di ZALORA Indonesia. Yang dulu hanya laku sehari 1 kebaya, saat ini omzet sehari mencapai jutaan.

Ini baru inspiratif! Tapi ya nggak setinggi itu kapasitas saya mewawancarai orang sukses. Tau diri lah, siapa saya. Cukuplah disentil sama Tony Stark dihadapan Peter Parker, haha..

Mau cerita sedikit..

Saya pernah dipanggil seseorang untuk diminta menulisnya. Bagi saya tidak masalah selama didalam dirinya ada sisi yang memberi saya dan banyak orang lain terinspirasi. Tidak menginspirasi sama sekali? Bisa lah digali bagian mana yang menurut pandangan saya dan (nantinya) pembaca blog saya dapat menemukan inspirasi darinya.

Belum apa-apa, saya langsung setengah hati.

Ketika saya meminta syarat wawancara, dia tidak mau memenuhinya. Okelah, katakan profesinya pejabat tinggi, tapi kalau wawancara saja tidak bersedia, lha terus apa yang mau ditulis?

Saya meyakini, jika nama besarnya terpampang di blog saya, visitor blog saya bertambah. Apalagi dirinya memiliki massa. Namun apa iya, menulis profil gak ada sesi wawancara?

Mbak browsing saja di Google” kata ‘beliau’

Saya paham banget, terlalu mudah sekali mendapat catatan biografi nama besar pejabat di mesin pencarian. Tapi saya tidak ingin mengangkat profil seseorang yang umum dibicarakan. Saya ingin menggali dari sisi saya sendiri.

Hingga saya pamit, tidak ada kata sepakat wawancara. Dengan amplop yang dipaksanya digenggamkan ke tangan saya, hati saya terasa bias menjadikannya sebuah tulisan.

Foto bersama Yova Gracia. Pict by Cewe Alpukat

Kemarin kejadian seperti diatas kembali terulang..

Ketika asik foto-foto saya didekati seseorang. Melihat ‘kalung’ saya yang bertuliskan media, Ia langsung menyampaikan keinginan agar dirinya ditulis di dalam blog.

Di satu sisi saya buru-buru ingin masuk ke venue untuk mengikuti materi, dan disisi lain, ada seseorang yang menahan saya masuk.

Duh, kenapa dia harus tau kekurangan saya! Saya itu paling sulit mengelak kemauan orang! Kalau saya tolak, saya merasa tidak sopan. Setengah jam kemudian sukses juga saya ‘melarikan diri’. Telat, acara sudah mulai.

Sadarilah Blogger, saat ini kamu memiliki kuasa! Banyak orang diluar sana yang mengejarmu!

Profesi dan Inspirasi

Saya adalah tipikal orang yang senang menggali inspirasi seseorang. Saya selalu senang mendengar orang bercerita mulai dari masa kecil hingga Ia ‘jatuh’ lalu bisa berdiri sukses. Yang paling menyenangkan tentu saja bagian bagaimana cara Ia mendapatkan kesuksesannya.

Dari obrolan itu saya bisa tulis kembali hingga menjadikannya cerita menarik.

Masih ingat tulisan saya tentang Polisi Wangi?
Setelah saya tulis di blog, saya dihubungi oleh orang TV dan beberapa hari kemudian Pak Polisi itu masuk di salah satu segmen acaranya.

Apa yang terjadi kemudian?
Saya dikejar rekan-rekannya dan mereka meminta saya menulis profilnya di blog!

Ini bukan masalah profesi. Saya senang-senang saja menuliskan profil orang di dalam blog. Sayangnya rata-rata orang yang minta ditulis di dalam blog adalah yang mengejar citra. Jadi agak gimana gitu ya..

Saya bukan orang yang bisa memprofil seseorang hanya bermodal ‘jual tampang’. Saya lebih tertarik mengangkat kisah hidupnya. Bahkan saya bangga kalau bisa menggali sisi ‘jelek’ sang narasumber. Karena ‘jelek’ mengandung sesuatu yang lebih dari sesuatu. Karena menulis profil bukan pekerjaan membangun citra!

Mbak, Blogger? Siapkah diri mbak dikejar narasumber? 😀

18 Comments

Leave a Reply to Ahmed Tsar Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *