Cerita Yuni

Selamat Ulang Tahun, Luna

Tadi sore saya mendapat sebuah bingkisan ulang tahun . Bingkisan ini berisi jajanan khas anak-anak yang biasanya dibagikan kalau sedang ulang tahun. Ada susu, piatos, biscuit coklat, permen, dan sekotak donat.

Saya tersenyum saat menerimanya. Meski awalnya kaget karena menerima bingkisan ulang tahun dari seorang anak yang hari ini genap berusia 3 tahun.

Bingkisan Ulang Tahun dari Luna
Bingkisan Ulang Tahun dari Luna

“Mbak Juuni.. Mbak Juuni..” panggil seorang anak yang tingginya setinggi badan saya ketika jongkok. Ia berdiri di depan pintu sambil susah payah melepas sandal berkarakter Barbie, film kartun kesukaannya.

“Mbak Juni.. aku ulla tau..” Maksudnya dia menyerahkan bingkisan sambil berkata, Mbak Yuni, aku ulang tahun. Ya ya ya jelas saya paham dengan ucapannya. Meski cadel, 3 tahun bermain bersamanya membuat saya paham apapun yang diucapkannya.

“Oh, Luna ulang tahun?” tanya saya mengajak bicara. Padahal sudah jelas ucapannya, tetapi masih saja saya goda dengan pertanyaan balik. Kebiasaan usil yang kerap saya lakukan saat berkomunikasi dengannya.

“Iya, aku ulla tau” jawabnya tersenyum.

Setelah menyerahkan bingkisannya, dia berbalik pulang kembali ke rumah. Sedangkan saya, saya bengong menimang-nimang bingkisan itu.

Pikiran saya melayang ke waktu beberapa tahun lalu saat Luna masih berusia 7 bulan. Saya masih ingat betul muka polosnya yang berdahi lebar serta muka bersih dan cerah. Di usia itu Luna masih kerap di gendong neneknya di depan rumah.

Menginjak terantanan (belajar berdiri) Luna pertama kali menginjak lantai rumah saya. Saat itu sore jam setengah 5. Wajahnya yang selalu ceria dan tersenyum ketika di kudang membuat saya dan seluruh keluarga merasa memiliki anggota baru. Yang paling saya ingat sore itu adalah kejadian dimana ketika Luna sedang berdiri sendiri tanpa pegang apa-apa. Di satu sisi saya dan Ibuk sedang berada didepannya memegang sesuatu untuk menarik perhatiannya. Namun disisi lain, neneknya sedang sibuk memegang krah baju bagian belakangnya.

Tak disangka, ketika luna maju satu langkah, sang nenek secara tiba-tiba menarik krahnya. Daan, tumbanglah Luna kebelakang. Nangis? Jelaas.. anak segitu yang tiba-tiba nggeblak ke lantai dengan posisi rebah. Saya, Ibuk, dan neneknya begitu panik..

Itulah awal saya memiliki sahabat kecil yang kini telah berusia 3 tahun.

Sahabat yang riang
Sahabat yang riang

Sejak menjadi sahabatnya, saya seperti memiliki teman kecil yang asyik diajak bicara. Walau kadang sikapnya menjengkelkan tapi saya sayang padanya. Seperti main ke rumah ketika saya sedang sibuk mengejar dateline tulisan, tiba-tiba tangannya menarik tangan saya untuk diajak main bersamanya.

Kejengkelan lainnya ketika saya mengeluarkan motor lalu spontan dia naik ke atas motor dan minta dibelikan es krim di minimarket. Disitu saya merasa susah menolaknya. Meskipun katakanlah sedang tergesa-gesa. Begitu sayangnya untuk tidak meluapkan amarah.

Yang sangat menjengkelkan lagi adalah ketika saya mencuci motor lalu dia tiba-tiba datang dari jarak 1 meter. Mulanya datang dan bertanya:
“Mbak Juni tapaii?” (Mbak Yuni ngapain?)

Saya jawab, “nyuci motor”

Selama beberapa saat dia hanya mengamati aktifitas saya melaburi buih-buih shampo ke body motor. Saat saya lengah dia maju sedikit demi sedikit mendekati ember air tak jauh dari saya. Pertama-tama mencelupkan jarinya. Saya langsung menahannya, “Luna sudah cantik jangan main air, lho ya. Nanti bajumu basah”

“Aku dak tapai-tapai lo Mbak Juni” (aku gak ngapa-ngapain lho Mbak Yuni)

Saya tersenyum mendengar jawabannya. Tapi apa yang terjadi kemudian, Luna mengacak-acak air di didalam ember hingga kecipakannya jatuh mengenai baju dan sekujur tubuhnya.

Melihat bajunya sudah basah semua, dan percuma kalau saya larang sehingga justru mengakibatkan tangisan super heboh, saya biarkan saja dia main air. Agar keonaran ini segera berlalu saya buru-buru menyelesaikan cucian dengan mengguyur semua air ember ke body motor. Dengan begini saya rasa semua akan aman terkendali. Pekerjaan saya cepat beres (meski gak bisa dibilang bersih, gara-gara nyuci asal-asalan), juga agar Luna tidak masuk angin karena basah kuyup. Sebagai penutup saya menggandeng Luna dan mengantarkan ke Mamanya agar segera digantikan baju baru.

16 Juni 2015, Selamat 3 Tahun Luna.. semoga menjadi anak yang solehah dan tetap menjadi sahabat yang menyenangkan

6 Comments

Leave a Reply to Juvmom Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *