Cerita Yuni

Prestasi bulu tangkis Indonesia kenapa menurun?

Saya senang nonton pertandingan bulu tangkis. Di televisi, setiap ada siaran langsung pertandingan bulu tangkis saya tak mau melewatkan begitu saja. Mulai dari PON, Indonesia Open, Thomas-Uber Cup, dan yang seperti saat ini sedang berlangsung di Incheon Korea Selatan yaitu event Asian Games 2014. Sayangnya untuk Asian Games 2014 ini kayaknya nggak ada stasiun yang menayangkan secara langsung deh.. hiks

Jika ditelusuri kesukaan saya terhadap olahraga teplok bulu ini bermula ketika saya menonton pertandingan Susi Susanti melawan Bang Soo Hyun dari Korea di Olimpiade Barcelona Spanyol tahun 1992.

Kala itu saya masih SD dan belum ngerti bagaimana hitungan bola masuk, bola keluar dan offside. Saya taunya melihat gelagat orang dewasa. Kalau ada yang keplok-keplok saya ikut keplok-keplok.., kalau ada yang teriak marah saya ikut-ikutan marah juga hihi..
Kalau diingat-ingat pertandingan dulu dengan sekarang lebih seruan dulu. Dulu kan pointnya cuma 11, tapi sekarang 21. Walau perhitungan bola masuk harus dua kali berturut-turut.

Melihat gaya permainan Susi di tengah lapangan yang lari sana-lari sini, smash jump hingga nempeleng bola hingga kedua kakinya melebar saya begitu terkesima. Semakin merinding lagi ketika melihat hasil akhir bahwa Susi dinyatakan menang. Duh bahagianyaa..
Tak berhenti disitu, histeria kemenangan Susi terus terbawa hingga momen Olimpiade berakhir. Tua muda sampai anak-anak semua jadi rajin memainkan raket dan shuttle kock!

Itulah Indonesia semangat untuk memajukan bangsa begitu tinggi!

Setelah dewasa, antusisme saya terhadap bulu tangkis pun belum juga memudar. Kesuksesan Maria Kristin, Adriyanti Firdasari, pasangan Vita Marissa-Lilyana Natsir, Taufik Hidayat, Hendra Setiawan-Markis Kido, Ahsan-Bona, dll menjadi bukti bahwa olahraga bulu tangkis di Indonesia adalah olahraga masa depan yang membawa nama Indonesia harum dikancah dunia.

Vita Marissa dan Lilyana Natsir
Pasangan favorit saya sejak dulu hingga sekarang. Gambar dari Google

Saking terpesonanya oleh prestasi mereka saya bahkan membuat folder yang khusus menyimpan foto-foto bintang bulu tangkis yang saya kumpulkan dari berita olahraga. Bukan bintang dari Indonesia saja sih, saya juga menyimpan foto pemain bulu tangkis dari China juga lho..

Eits ada alasan kenapa saya sampai menyimpan foto mereka. Saya suka karena prestasi dan hmm.. kegantenganya *ihik-ihik*

Yaitu foto pasangan Lin Dan – Xie Xingfang dan foto si jomblo yang kiyutnya sejagat, Bao Chunlai..

Bao Chunlai, rival yang selalu dipuja :D Foto dari Google
Bao Chunlai, rival yang selalu dipuja πŸ˜€
Foto dari Google

Namun keagresifan saya terhadap bulu tangkis akhir-akhir ini mendadak berkurang. Entah kenapa prestasi Indonesia semakin lama semakin menurun. Tambah sedih lagi saat hengkangnya Vita Marissa dari PBSI dan memilih jalur professional. Padahal saat berpasangan dengan Lilyana Natsir mereka cukup kompak banget.

Semakin menyedihkan lagi ketika kemarin saya membaca berita olahraga di internet. Bulu tangkis yang digadang-gadang dapat menyumbang 2 medali emas di Asian Games ternyata harus berhenti hanya di babak perempat final!
Tim ganda putrinya kalah dari Jepang, sedangkan tim ganda putra kalah oleh Taiwan!

Ini kenapa bulu tangkis Indonesia jadi melempem begini sih!

Apa karena ketemu Taiwannya di perempat final? Lha terus misalkan ketemu mereka di babak perdelapan atau malah perenambelas besar masak iya harus mundur teratur..

Dimanakah Singa bulu tangkis kita yang dulu tertaring tajam?

Ya sudahlah semoga hasil pertandingan Asian Games tahun ini jadi pembelajaran buat mereka, semoga kedepannya permainan atlit kita lebih baik lagi. Yang pasti kalau Indonesia main kami bersedia kok teriak-teriak β€œIn.. do.. ne.. sia… dung-dung.. dung-dung.. dung”

7 Comments

Leave a Reply to Titis Ayuningsih Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *